Laporan BPS setidaknya menjelaskan bahwa Babel berhasil memanfaatkan transformasi di sektor informasi dan komunikasi.
Transformasi Digital Dukung Terwujudnya Indonesia-Sentris
Transformasi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi secara revolusioner. Dunia virtual memberikan banyak peluang, tetapi juga membawa risiko dan dampak tertentu.
Transformasi dari telepon genggam sederhana ke dunia virtual menunjukkan betapa cepatnya teknologi dapat mengubah cara hidup dan komunikasi kita.
Era digital membuka banyak peluang, namun juga menghadirkan tantangan yang harus kita hadapi bersama. Berdasarkan ilmu kesehatan, ketergantungan berlebihan pada perangkat digital dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Selain itu, privasi dan keamanan data menjadi isu penting di era digital, karena kebocoran informasi dan penyalahgunaan data pribadi dapat berakibat serius. Penipuan online menjadi salah satu dampak yang tidak dapat dihindari dari transformasi digital.
Menurut keterangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terdapat 1.730 konten penipuan online yang tercatat dari Agustus 2018 hingga 16 Februari 2023. Selama periode 2017-2021, kerugian akibat penipuan online di Indonesia mencapai Rp18,7 triliun.
Tenaga Ahli Menteri Kominfo bidang Komunikasi dan Media Massa, Devie Rahmawati, menyebutkan bahwa studi dari Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan, bahkan masyarakat yang sudah memiliki literasi digital pun masih menjadi korban penipuan digital.
Oleh karena itu, pendekatan yang bijak sangat diperlukan agar kita dapat memanfaatkan dunia virtual untuk kebaikan bersama, menciptakan masa depan yang lebih terhubung, inklusif, dan berkelanjutan.
Apakah kita bisa sepenuhnya beralih dari perangkat fisik ke dunia virtual? Mungkin tidak sepenuhnya, tetapi kita bisa meraih manfaat maksimal dari setiap inovasi teknologi yang ada.