Mensos Sebut Ada 10.249 Pejabat di Perusahaan Terima Bansos, Padahal Orang Miskin, Oknum Perusahaan Nakal

- 29 Januari 2023, 20:23 WIB
Mensos Tri Rismaharini Sebut ada 10 ribu lebih pejabat di sebuah perusahaan terima Bansos
Mensos Tri Rismaharini Sebut ada 10 ribu lebih pejabat di sebuah perusahaan terima Bansos /Dok Kemensos.

MataBangka.com--Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharani menyebut ada 10.249 pejabat atau direksi di sebuah perusahaan menerima bansos/BPNT yang tidak tepat sasaran.

Padahal pejabat atau direksi pada kenyataannya adalah masyarakat miskin yang kerjanya sebagai cleaning srvice dan buruh. 

Hal ini karena ulah oknum perusahaan nakal yang mencatut nama mereka.

 

Hal ini diungkap Tri Rismaharani setelah mendapat data dari temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) setelah mengecek ribuan perusahaan di sistem Ditjen Administrasi Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM beberapa waktu lalu.

Atas hasil temuan BPK tersebut, Mensos Risma mengatakan pihaknya telah membekukan data dimaksud dan mengeluarkan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Saya ingin menyampaikan ada temuan BPK di kami kurang lebih 10.249 KPM penerima bansos sembako yang menurut BPK tidak tepat sasaran karena di sistem administrasi Ditjen AHU Kemenkumham tercatat penerima bansos itu tersebut adalah Direksi atau pejabat di perusahaan itu,"ujar Mensos saat konferensi pers di kantor Kemensos, Jakarta. Jumat,13 Januari 2023.

“Padahal kalau dicek di dalam database, orangnya miskin, ada yang cleaning service, ada yang buruh. Mereka tercatat sebagai pengurus atau pejabat di perusahaan itu (pada Sistem AHU). Tapi realitanya mereka miskin,” tandas Mensos, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu,14 Januari 2023.

Terdaftar dalam DTKS Kemensos. Dia menduga, nama mereka dicatut guna mempercepat proses pendaftaran perusahaan di Kemenkumham.

Lantas Risma juga menyampaikan, dirinya telah menemui Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, untuk membicarakan persoalan tersebut agar dilakukan pengecekan data kembali siapakah ribuan orang tersebut.

"Tapi realitanya mereka miskin karena itu saya sudah ketemu dengan pak menkumham. Jadi ada pihak terkait yang menangani masalah itu sebelum masuk ke kumham itu yang harus diteliti dulu,"ujar dia. 

Walaupun bukan menjadi tanggung jawabnya, Mensos Risma mengaku akan mengeluarkan 10.249 pejabat perusahaan dari data penerima bansos. 

Atas hasil temuan BPK tersebut, Mensos Risma mengatakan pihaknya telah membekukan data dimaksud dan mengeluarkan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Hal ini sebagai bentuk syok terapi atau tegur agar perusahaan tak lagi menggunakan nama-nama orang miskin itu.

Kasus ini pun juga akan ditindaklanjuti dengan aparat penegak hukum (APH) dan Perguruan Tinggi di Indonesia. Sebab menurutnya kasus ini sama dengan temuan PNS penerima bansos beberapa waktu, padahal waktu dicek, mereka adalah pegawai honorer.

"Jadi kemarin kan juga ada temuan PNS. Nah terus kami peringati daerah, kemudian kenapa pns terima apa namanya, bansos. Ternyata mereka protes ke saya, "bu ini bukan PNS, Honda (honorer daerah),"ujarnya.

"Kedepannya agar semua orang belajar untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita kerjakan,” Tandasnya..***

Editor: Mirwanda

Sumber: EditorNews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x