Pasar Gelap Bahan Bakar Tumbuh di Tengah Krisis Pasokan di Sri Lanka

- 2 Agustus 2022, 15:05 WIB
Pengemudi di Sri Lanka diharuskan mendaftarkan kendaraan mereka ke pemerintah untuk mendapatkan Tiket Bahan Bakar Nasional.
Pengemudi di Sri Lanka diharuskan mendaftarkan kendaraan mereka ke pemerintah untuk mendapatkan Tiket Bahan Bakar Nasional. /CNA/Pichayada Promchertchoo

MataBangka.com – Akshant terlihat seperti  pengemudi tuk tuk di Sri Lanka, tetapi upahnya tiga kali lebih tinggi dari yang lain.

Ini karena dia telah menjual bahan bakar di pasar gelap di tengah kelangkaan yang parah baru-baru ini.

“Ini lebih menguntungkan daripada mengendarai tuk tuk,” kata pria 59 tahun itu dari balik kemudi kendaraan merahnya. 

Kendaraan roda tiga terbuka itu diparkir di lingkungan yang tenang di Kolombo, di mana antrian di luar SPBU biasanya membentang beberapa kilometer.

“Kalau saya beli bensin 5 liter, saya bongkar 3 liter dan jual ke orang lain,” jelasnya.

 Baca Juga: Skandal Kematian Brigadir J: Hasil Pemeriksaan Saksi TKP, Komnas HAM Dapat Banyak Bukti Tambahan

Akshant (bukan nama sebenarnya) telah mendapat untung dari penjualan bahan bakar selama beberapa bulan terakhir.

Di SPBU, satu liter bensin berharga sekitar 450 rupee Sri Lanka (US$1,26). Tapi di rumahnya, di mana kontainer bensin disimpan untuk perdagangan bawah tanah, dia menjualnya seharga 2.500-3.000 rupee per liter.

“Pelanggan saya adalah pengendara sepeda motor dan pengemudi tuk tuk. Pemilik kendaraan lain tidak membeli dari saya karena mereka membutuhkan 50-60 liter. Saya tidak bisa memberi mereka sebanyak itu,” katanya kepada CNA.

Jutaan orang Sri Lanka sedang berjuang di tengah krisis ekonomi terburuk  dalam sejarah negara mereka. Kas negara kehabisan cadangan devisa dan tidak ada cukup uang untuk impor penting seperti bahan bakar.

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah