Presiden Sri Lanka: Bukan Waktu yang Tepat Bagi Rajapaksa untuk Kembali Setelah Melarikan Diri dari Negaranya

- 1 Agustus 2022, 13:00 WIB
Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe
Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe /tangkap layar Instagram @ranil_wickremesinghe/

MataBangka.com -- Presiden baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan pada Minggu bahwa bukan waktu yang tepat bagi mantan presiden Gotabaya Rajapaksa untuk kembali ke negara itu karena dapat mengobarkan ketegangan politik, Wall Street Journal melaporkan.

"Saya tidak percaya ini saatnya dia kembali," kata Wickremesinghe dalam sebuah wawancara dengan Journal. "Saya tidak punya indikasi dia akan segera kembali."

Rajapaksa, setelah menghadapi seruan untuk mengundurkan diri atas penanganannya terhadap negara, melarikan diri pada 13 Juli dan mengundurkan diri dari posisinya.

Baca Juga: Puluhan WNI Disekap Bos Judi di Kamboja, Mereka Ditipu Perusahaan Investasi Palsu di Sihanoukville

Beberapa hari kemudian, Wickremesinghe memenangkan pemungutan suara di parlemen untuk menjadi presiden baru.

Wickremesinghe tetap berhubungan dengan Rajapaksa untuk menangani masalah serah terima administrasi dan urusan pemerintah lainnya, kata Journal.

Negara yang dilanda krisis telah melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional tentang paket bailout. Pada bulan April, Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri sekitar $12 miliar dan memiliki pembayaran hampir $21 miliar yang akan jatuh tempo pada akhir tahun 2025.

Baca Juga: Skandal Dana ACT, Sejak 2005 ACT Terima Donasi Rp 2 Triliun, Dipotong Rp450 Miliar untuk Ini

Wickremesinghe mengharapkan kesepakatan tingkat staf IMF akan tercapai pada akhir Agustus, kata laporan itu, menambahkan bahwa Sri Lanka harus mengamankan lebih dari $3 miliar dari sumber lain tahun depan untuk mendukung impor penting termasuk bahan bakar, makanan dan pupuk.

Dia juga mengatakan kepada surat kabar itu bahwa akan berbulan-bulan sebelum Sri Lanka akan melihat peningkatan yang nyata dalam keadaan ekonomi mereka.***

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah