Sri Lanka Meminta Bantuan China untuk Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata

- 26 Juli 2022, 21:00 WIB
Duta Besar Sri Lanka untuk China Palitha Kohona menghadiri wawancara di kedutaan Sri Lanka di Beijing, China, 25 Juli 2022.
Duta Besar Sri Lanka untuk China Palitha Kohona menghadiri wawancara di kedutaan Sri Lanka di Beijing, China, 25 Juli 2022. /Reuters/Thomas Peter

MataBangka.com – Sri Lanka telah meminta China untuk membantu perdagangan, investasi, dan pariwisata untuk membantunya tumbuh secara berkelanjutan, utusan Kolombo untuk Beijing mengatakan pada Senin (25 Juli) saat negara itu merundingkan paket darurat senilai US$4 miliar untuk membantunya keluar dari krisis ekonomi.

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu menderita krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan tahun 1948 setelah kehabisan cadangan devisa. Para pengunjuk rasa yang marah karena kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan menggulingkan keluarga penguasa Rajapaksa.

Penekanan Duta Besar Palitha Kohona pada China sebagai kunci pemulihan ekonomi Sri Lanka mencerminkan status Beijing sebagai salah satu dari dua kreditur asing terbesar Sri Lanka, bersama dengan Jepang. China juga memegang sekitar 10 persen dari utang luar negeri Sri Lanka.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters di kedutaan Sri Lanka di Beijing, Kohona mengatakan Kolombo ingin China meminta perusahaannya untuk membeli lebih banyak teh hitam Sri Lanka, safir, rempah-rempah dan pakaian dan membuat aturan impor China lebih transparan dan lebih mudah dinavigasi.

Baca Juga: Bavarian Nordic Akan Memperluas Produksi Vaksin Cacar Monyet atau Monkeypox

Dia mengatakan Beijing juga dapat membantu dengan menuangkan investasi lebih lanjut ke proyek pelabuhan besar yang didukung China di Kolombo dan Hambantota. Rencana investasi besar China belum terwujud karena pandemi COVID-19, kata Kohona.

Selain itu, Sri Lanka ingin melihat lebih banyak turis Tiongkok, yang jumlahnya turun dari 265.000 pada 2018 menjadi hampir nol setelah serangan bunuh diri 2019 dan pandemi.

Kohona mengatakan Presiden baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe memiliki rencana untuk mengunjungi China untuk membahas kerja sama dalam berbagai hal termasuk perdagangan, investasi dan pariwisata.

Wickremesinghe tidak asing dengan Cina. Foto dia berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping ketika dia mengunjungi Beijing pada 2016 saat perdana menteri tergantung di lorong kedutaan tempat Reuters mewawancarai Kohona.

Baca Juga: UPDATE Skandal Kematian Brigadir J: Bharada E Penuhi Panggilan Komnas HAM untuk Diperiksa

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah