Akhir Garis Presiden 'Terminator' Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa

- 14 Juli 2022, 07:51 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa /Foto/Dok.Reuters

Negara yang pernah makmur itu mencatat resesi terburuknya pada 2020 karena ekonomi berkontraksi 3,6 persen, dan diperkirakan menyusut tujuh persen tahun ini.

"Pariah ini mencuri masa depan kita," teriak mantan legislator Hirunika Premachandra yang memimpin demonstrasi baru-baru ini di luar rumah Rajapaksa. "Gota adalah paria. Kita harus menyingkirkannya."

Baca Juga: Indonesia Akan Meningkatkan Produksi Batubara untuk Mengisi Kesenjangan Pasokan Rusia

#GotaGoHome

Masa jabatan Rajapaksa ditandai dengan kebijakan U-turns. Kritikus mengatakan dia telah mencabut lebih dari 100 dekrit pemerintah, membuatnya mendapatkan julukan "Gazette Reverse".

Dia meninggalkan reformasi demokratis dari pemerintahan sebelumnya dan membuat kepresidenan lebih kuat, tetapi pada bulan-bulan terakhir kepresidenannya setuju untuk mengembalikan kekuasaan itu ke parlemen.

Segera setelah berkuasa, dia secara drastis memotong pajak untuk memenangkan pendukung keuangannya, sebuah langkah yang sebagian disalahkan atas krisis ekonomi yang mengerikan di Sri Lanka. Pajak-pajak itu sekarang sedang dinaikkan.

Bisa dibilang kesalahan kebijakan terbesarnya adalah pelarangan bahan kimia pertanian  pada April tahun lalu. Dia membatalkan larangan enam bulan kemudian, tetapi pada saat itu lebih dari setengah panen gagal.

Pemerintah berjanji tetapi gagal untuk memberikan kompensasi kepada jutaan petani yang terkena dampak bencana Rajapaksa untuk menjadi negara pertanian organik 100 persen pertama di dunia.

Baca Juga: Liga Italia - Kalidou Koulibaly Mencapai Kesepakatan dengan Chelsea Untuk Pindah Musim Panas Ini

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: channelnewsasia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x