Network
MataBangka.com - Kolesterol tinggi masih menjadi momok yang menakutkan untuk masyarakat, karena kolesterol tinggi bisa menjadi awal mula penyakit berbahaya.
Resiko penyakit jantung hingga serangan stroke adalah beberapa penyakit berbahaya yang bisa disebabkan dari kolesterol tinggi.
Dilansir dari mayoclinic.org, ternyata puasa menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga kadar kolesterol di tubuh ada dalam jumlah normal.
Puasa secara teratur bisa mengontrol metabolisme kolesterol dan gula yang masuk ke dalam tubuh seseorang.
Baca Juga: 5 Jenis Daging yang Memiliki Kandungan Kolesterol Tinggi, Nomor 1 Ternyata Bukan Daging Kambing!
Puasa secara teratur juga bisa menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) atau biasa disebut sebagai kolesterol jahat pada tubuh.
Puasa juga diyakini dapat meningkatkan cara tubuh seseorang memetabolisme gula dan berdampak pada berkurangnnya resiko kenaikan berat badan yang bisa menyebabkan diabetes.
Umumnya puasa bisa diartikan ketika seseorang berpuasa selama satu hari, kemudian makan secara normal pada hari berikutnya atau juga bisa menggunakan pola variasi puasalainnya.
Baca Juga: Waspada! Ini Faktor-Faktor Penyebab Kadar Kolesterol Tinggi
Dikutip dari Science Daily, para peneliti di Intermountain Heart Institute, Intermountain Medical Center, Murray, Utah meneliti bahwa setelah 10 hingga 12 jam berpuasa, tubuh akan mulai mencari sumber energi lain.
Ketika proses mencari energi lain ini tubuh akan menarik kolesterol jahat atau LDL dari sel-sel lemak dan mengubah serta menggunakannya sebagai sumber energi.
Lebih lanjut, selama penelitian bisa terlihat bahwa pada periode enam minggu, kadar kolesterol menurun sekitar 12 persen di samping berimbas pada penurunan berat badan seseorang.
Baca Juga: Mari Kenali Apa Itu Kolesterol yang Sering disebut sebagai Awal Mula Banyak Penyakit Berbahaya
Namun, perlu diketahui juga bahwa tidak semua orang dianjurkan untuk melakukan puasa demi menurunkan kadar kolesterol.
Terutama untuk orang-orang dengan keadaan kesehatan tertentu seperti wanita hamil atau menyusui, seseorang yang sedang terapi obat diabetes, orang dengan penyakit hati stadium akhir, hingga orang yang mengalami gangguan makan atau kekurangan berat badan.
