Pada saat solstis, mereka merayakan dengan harapan bahwa dewa matahari akan sembuh.
Cabang-cabang berdaun hijau dianggap sebagai simbol kehidupan yang akan tumbuh lagi ketika musim panas kembali.
Sebagai contoh, di Mesir kuno, dewa bernama Ra, yang digambarkan dengan kepala elang dan matahari sebagai cakram di mahkotanya, dihormati saat solstis.
Masyarakat Mesir menghiasi rumah mereka dengan palem hijau dan batang papyrus, melambangkan kemenangan kehidupan atas kematian.
Romawi kuno menggelar pesta Saturnalia untuk menghormati Saturnus, dewa pertanian.
Mereka menyadari bahwa solstis berarti sebentar lagi ladang dan kebun akan hijau dan berbuah, sehingga mereka menghiasi rumah dan kuil mereka dengan cabang-cabang berdaun hijau.
Druid, para imam Celt kuno di Eropa Utara, juga menghiasi kuil mereka dengan cabang-cabang berdaun hijau sebagai simbol kehidupan kekal.
Sementara di Skandinavia, Bangsa Viking menghormati tanaman mistletoe berdaun hijau karena perannya dalam kematian Balder, seorang dewa cahaya.
Pohon Natal Dimulai dari Jerman