Pembangunan Komunitas ASEAN, Tak Boleh Terhambat Akibat Situasi di Myanmar

- 11 Mei 2023, 22:09 WIB
Presiden Joko Widodo pimpin rapat di hari kedua KTT ASEAN Ke 42 Labuan Bajo
Presiden Joko Widodo pimpin rapat di hari kedua KTT ASEAN Ke 42 Labuan Bajo /YouTube Sekretariat Kabinet RI/

MataBangka.com. Labuan Bajo -Situasi  terkini di Myanmar, tidak boleh menghambat upaya percepatan pembangunan komunitas ASEAN.

Hal ini ditegaskan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), dalam saat membuka Sesi Retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Meruorah Conventon Cener, Labuan Bajo, pada Kamis, 11 Mei 2023.

"Yang ingin saya sampaikan, yang ingin saya pastikan adalah, bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN," kata Jokowi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya, negara-negara anggota ASEAN menyatakan dukungan bagi upaya Indonesia, untuk melanjutkan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar lewat sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada Rabu, 10 Mei 2023.

Melalui pernyataan itu, negara-negara anggota juga mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo dalam merespons serangan yang baru-baru ini dialami Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA Centre) dan tim pemantau ASEAN di Myanmar.

"Kami mendukung upaya-upaya Ketua ASEAN, termasuk upaya Indonesia dalam melanjutkan keterlibatan para pemangku kepentingan di Myanmar, dan mendorong kemajuan implementasi Konsensus Lima Poin," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Jokowi, pada Senin, 8 Mei 2023, juga menegaskan bahwa serangan terhadap rombongan AHA Centre dan tim pemantau ASEAN, tidak akan menyurutkan tekad Indonesia dan ASEAN untuk terus menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar.

Situasi keamanan Myanmar kian buruk sejak militer pada Februari 2021 menjatuhkan pemerintahan terpilih, yang dipimpin peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, melalui kudeta.

ASEAN telah mendesak untuk menerapkan rencana perdamaian Konsensus Lima Poin yang disepakati pada April 2021, yang menyerukan antara lain penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan mengizinkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar. (***)

Halaman:

Editor: Dwi Haryoto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah