Banjir Besar Terjang Kabupaten Solo 21.846 Jiwa Terdampak Baniir, Lebih Parah Dibandingkan Tahun 2007

- 17 Februari 2023, 19:35 WIB
elawan mengevakuasi warga dengan menggunakan perahu saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah.
elawan mengevakuasi warga dengan menggunakan perahu saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah. /Antara/Mohammad Ayudha/

MataBangka.com--Banjir besar mengepung 16 kelurahan dan 4 Kecamatan di Kota Solo, sejak Kamis 16 Februari 2023 sore.

Berdasarkan data dari Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo sebanyak 21.846 jiwa terdampak banjir, 3.898 diantaranya terpaksa mengungsi.

Banjir yang terjadi di Solo pada 2023 ini terbilang lebih parah dibandingkan banjir di Solo yang pernah terjadi di 2007 lalu.

Banjir merendam sejumlah wilayah akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak Kamis, 16 Februari 2023 sore.

Kepala BPBD Kabupaten Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, hingga saat ini ketinggian air di wilayahnya belum surut.

Titik dengan genangan air paling tinggi mencapai 2 meter.

"Sementara belum surut, kami evakuasi," ucapnya, Jumat, 17 Februari 2023.

Warga melintasi genangan air yang merendam perkampunganya saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah.
Warga melintasi genangan air yang merendam perkampunganya saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah.

Ariyanto Mulyatmojo mengatakan akibat permukaan Sungai Bengawan Solo tinggi, aliran air dari anak sungai yang seharusnya masuk ke Bengawan Solo tidak bisa.

"Jadi mencari daerah yang lebih rendah," ujarnya.

Beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo yang hingga saat ini masih tergenang air diantaranya Desa Kwarasan, Desa Gadingan, Desa Kadokan, Tegalmade, dan Madegondo.

Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, jumlah warga yang mengungsi diperkirakan masih akan bertambah mengingat hingga saat ini air belum surut.

"Ketinggian masih sama, belum surut, malah cenderung naik. Ada yang dua meter lebih. Pengungsi berpotensi nambah terus, ini masih proses evakuasi," tuturnya..

Bahkan, ada satu dusun, yakni Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, yang terisolir karena terkepung banjir sehingga untuk evakuasi warga harus menggunakan perahu.

"Betul. Logistik Insya Allah terpenuhi, untuk perahu minta bantuan lagi. Insya Allah cukup lah, doakan segera surut," kata Ariyanto Mulyatmojo.

Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan segera memenuhi kebutuhan logistik yang dibutuhkan oleh para pengungsi.

"Nanti segera kami penuhi ya logistiknya. Keluhan lain, yang pampers, yang lain-lain ya. Ditunggu dulu ya," ucapnya.

Disinggung mengenai kurangnya jumlah perahu karet, dia memastikan akan koordinasikan dengan BPBD.

"Iya, biar diurus BPBD," ujar Gibran Rakabuming Raka.

Warga Tidak Sempat Selamatkan Barang

 

Ratusan warga di Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, terdampak banjir.

Anak-anak terlihat bermain di pendopo Kantor Gandekan, terlihat pula sejumlah orang dewasa yang berbincang-bincang dan duduk-duduk di depan bangunan pendopo.

Salah satu pengungsi, Sriyadi mengatakan bahwa dia baru sempat beristirahat setelah ikut membantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengevakuasi warga lansia.

"Baru selesai jam 2.00 WIB tadi. Ini saya baru istirahat, kerja sama dengan Tim SAR, BPBD, evakuasi barang tertinggal dan warga yang sudah tua," tuturnya, Jumat, 17 Februari 2023.

Sriyadi mengaku, sebelum akhirnya mengungsi, dia belum sempat menyelamatkan barang-barang berharga di rumah.

"Soalnya kemarin masih jam kerja. Rumah dalam keadaan kosong, memang naiknya air cepat sekali. Air dari Kali Pepe masuk ke kampung cepat sekali. Sebagian besar warga belum sempat menyelamatkan barang-barang," ujarnya.

Sriyadi mengatakan, banjir kali ini termasuk cukup parah setelah tahun 2007, di mana pada saat itu terjadi banjir terparah di Solo.

Bahkan, pada saat itu warga harus mengungsi di Balai Kota Surakarta hingga satu minggu lamanya.

Sementara itu, Ketua Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI Kelurahan Gandekan Ato Handiatmo mengatakan, di lokasi yang sama juga ada dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makan warga terdampak banjir.

Meski demikian, untuk akses suplai makanan masih menggunakan perahu dari BPBD dan PMI.

 "Kebetulan di sini ada KBD (Karya Bakti Daerah). Kami sekalian menyediakan dapur umum untuk suplai makan minum warga terdampak," ujarnya.***

 

 

Editor: Mirwanda

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah