MataBangka.com – Para pemimpin keuangan G20 bertemu pada hari Jumat (15 Juli) di pulau resor Bali, ketika tuan rumah Indonesia mencoba untuk menemukan titik temu dalam kelompok yang dilanda perang Ukraina di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dari melonjaknya inflasi.
Invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus", telah membayangi pertemuan-pertemuan sebelumnya oleh Kelompok 20 ekonomi utama, termasuk pertemuan para menteri luar negeri pekan lalu.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan kepada perwakilan Bank Dunia dalam sebuah pertemuan di Jakarta bahwa ia berharap anggota G20 "dapat mengeluarkan komunike" setelah mengakhiri pertemuan mereka pada hari Sabtu, menurut menteri perencanaannya.
Baca Juga: Ketua DPRD Bangka Tak Menyangka dapat Sesuatu dari Kapolda Bangka Belitung
Anggota G20 termasuk negara-negara Barat yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan menuduhnya melakukan kejahatan perang di Ukraina - yang dibantahnya - serta negara-negara seperti China, India dan Afrika Selatan, yang lebih diam dalam tanggapan mereka.
Pejabat Jerman dan Prancis telah menyatakan skeptisisme bahwa kesamaan dapat dicapai karena ketegangan di Ukraina.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Kamis mengatakan perang itu menyebabkan dampak negatif secara global dan pejabat Rusia tidak memiliki tempat di pertemuan G20.
Yellen menghindari pertanyaan tentang apakah dia akan keluar ketika pejabat Rusia berbicara, namun mengatakan dia akan mengutuk invasi Rusia "dalam istilah yang sekuat mungkin".
Baca Juga: Ivana Trump, Istri Pertama Mantan Presiden AS Donald Trump Meninggal Dunia
Menteri Keuangan Ukraina diharapkan untuk berbicara di salah satu sesi secara virtual, kata Indonesia. Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov akan berbicara secara virtual, dengan wakilnya akan melakukan perjalanan ke Bali.