Menteri Kesehatan RI Umumkan Obat Fomepizole Diberikan Gratis untuk Pasien Gagal Ginjal Akut

25 Oktober 2022, 21:38 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti Ratas mengenai Evaluasi PPKM, Senin, 14 Maret 2022, melalui video konferensi. /Agung/Humas Setkab

MataBangka.com--Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan obat injeksi Antidotum Fomepizole akan diberikan secara gratis untuk mengobati semua pasien anak penderita gangguan ginjal akut Progresif Atipikal (Acute Kidney Injuries/AKI).

Sebelumnya Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan obat ginjal akut sudah didatangkan dari Singapura dan Australia.

Obat Fomepizole ini sudah diujicoba terhadap sepuluh dari sebelas pasien anak gagal ginjal atau AKI di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Kondisi anak-anak penderita gagal ginjal dinyatakan membaik setelah diuji coba dengan Fomepizole.

Dengan hasil ini, kata Menkes, pihaknya akan menyegerakan didatangkannya obat gagal ginjal ke Indonesia.

"Kami bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif," terangnya pada 25 Oktober 2022, dikutip ANTARA.

"Kami akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan," tambahnya.

Menurutnya, pasien yang sebelum diobati mengalami kesulitan buang air kecil dan tidak dapat diatasi dengan cuci darah, kondisinya secara perlahan mulai membaik setelah diberikan obat Fomepizole.

Obat serupa juga akan didatangkan dari Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Menkes menjelaskan bahwa obat-obat ini nantinya akan didistribusikan oleh RSCM ke rumah sakit pemerintah yang menjadi rujukan di provinsi.

"Kami akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis. Ini kesiapan yang kami lakukan untuk menyediakan penawarnya," terang Budi Gunadi Sadikin.

"Untuk didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI," sambungnya.

Sementara itu, terdapat lima gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut pada anak.

Dilansir dari Kemenkes, gejala-gejala tersebut di antaranya:

1. Diare
2. Muntah
3. Demam selama 3-5 hari
4. Batuk dan pilek
5. Air seni semakin sedikit atau bahkan sama sekali tidak bisa buang air kecil.

Selama beberapa waktu terakhir ini, kasus gagal ginjal akut meningkat dengan banyak anak-anak berusia 6 bulan hingga 18 tahun yang menjadi penderitanya.

Kenaikan kasus ini berlangsung selama dua bulan terakhir. Hingga 18 Oktober 2022, terdapat 189 kasus gagal ginjal akut dengan mayoritas pasien adalah anak-anak berusia 1 hingga 5 tahun.

Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes menyarankan agar orang tua terus memantau perkembangan kesehatan anak.

Selain itu juga agar tidak panik dan secepatnya membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat bila melihat adanya gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut.***

 

Editor: Ahmad Firdaus

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler