Tingkat kesuburan total di Singapura turun ke titik terendah dalam sejarah yaitu 0,97

- 29 Februari 2024, 08:54 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. / Pexels/Polina Tankilevitch/

Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand mengalami penurunan tingkat kesuburan pada tahun 2022, sementara negara-negara Eropa seperti Italia dan Spanyol terus mengalami rekor angka kelahiran terendah.

Laporan mengenai tingkat kesuburan total mencerminkan perubahan prioritas dari generasi ke generasi dan bagaimana generasi muda di seluruh dunia semakin menemukan makna dalam hal-hal lain, kata Indranee.

Dia menambahkan bahwa kaum muda bahkan mungkin tidak melihat pernikahan atau menjadi orang tua sebagai tujuan hidup yang penting.

Menurunnya tingkat kesuburan total di Singapura mempunyai “implikasi serius” bagi masa depan negara tersebut dan dampaknya sudah terlihat pada masyarakat.

Keluarga saat ini lebih kecil dibandingkan sebelumnya, dengan lebih banyak pasangan yang harus mengurus baik tua maupun muda. Semakin banyak warga Singapura yang tetap melajang, dan akan memiliki jaringan dukungan keluarga yang lebih lemah seiring bertambahnya usia, kata Indranee.

Menurunnya tingkat kesuburan juga akan berdampak pada perekonomian Singapura, tambahnya. Perekonomian yang kuat dan bersemangat sangat penting bagi Singapura, karena membantu meningkatkan standar hidup dan memberi kita sumber daya untuk mengatasi tantangan, katanya.

“Namun, perekonomian yang dinamis pada akhirnya didorong oleh manusia. Dengan berkurangnya angka kelahiran, kita akan menghadapi penyusutan angkatan kerja. Mempertahankan dinamisme kita, menarik bisnis global, dan menciptakan peluang bagi generasi berikutnya akan semakin sulit,” kata Indranee.

“Oleh karena itu, kami bertekad untuk mengatasi tantangan ini.”***

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Channel News Asia


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x