Tingkat kesuburan total di Singapura turun ke titik terendah dalam sejarah yaitu 0,97

- 29 Februari 2024, 08:54 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. / Pexels/Polina Tankilevitch/

“Pada akhirnya, diperlukan upaya seluruh masyarakat untuk membangun budaya tempat kerja ramah keluarga seperti yang diserukan oleh para anggota,” kata Ibu Indranee.

“Kita semua mempunyai peran yang harus dimainkan, baik sebagai orang tua, pemberi kerja, atau rekan kerja.”

Kewarganegaraan Baru

Kebijakan imigrasi memainkan peran penting dalam memitigasi dampak rendahnya angka kelahiran dan penuaan terhadap perekonomian dan masyarakat, kata Ibu Indranee.

Pada tahun 2023, Singapura memberikan sekitar 23,500 kewarganegaraan baru, termasuk sekitar 1,300 kepada anak-anak yang lahir di luar negeri dari orang tua Singapura. 34.500 tempat tinggal permanen baru lainnya diberikan.

“Kami terus mempertahankan laju imigrasi yang terukur dan stabil, yang mengurangi dampak tren demografis terhadap ukuran dan profil usia populasi warga negara,” kata Indranee.

“Kami memberikan PR atau kewarganegaraan kepada mereka yang dapat berintegrasi dengan baik, berkontribusi pada Singapura, dan berkomitmen menjadikan Singapura sebagai rumah mereka.”

Selain itu, kebijakan imigrasi juga membantu memenuhi kebutuhan populasi Singapura di masa depan, kata Indranee, seraya menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak PR yang diberikan kepada petugas kesehatan untuk mendukung kebutuhan negara tersebut.

Tingkat Kesuburan Yang Rendah Punya Implikasi Serius

Ms Indranee menunjukkan berapa banyak negara maju lainnya yang juga menghadapi penurunan kesuburan yang cepat. Misalnya, Korea Selatan terus bergulat dengan tingkat kesuburan di bawah 1,0, yang turun menjadi 0,72 pada tahun lalu dari 0,78 pada tahun 2022.

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Channel News Asia


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x