Bank Dunia Tidak Ada Rencana Pembiayaan Baru untuk Sri Lanka yang Dilanda Krisis

- 29 Juli 2022, 14:30 WIB
Bank Dunia Memperingatkan Ekonomi Global Menghadapi Prospek Suram
Bank Dunia Memperingatkan Ekonomi Global Menghadapi Prospek Suram /QuinceCreative/Pixabay

MataBangka.comBank Dunia tidak berencana untuk menawarkan pembiayaan baru ke Sri Lanka, yang sedang berjuang melawan krisis ekonomi terburuknya dalam beberapa dasawarsa, sampai negara Samudra Hindia itu memiliki kerangka kebijakan ekonomi makro yang memadai, kata pemberi pinjaman itu pada Kamis (28 Juli).

Dalam sebuah pernyataan, Bank Dunia mengatakan Sri Lanka perlu mengadopsi reformasi struktural yang fokus pada stabilisasi ekonomi dan mengatasi akar penyebab krisisnya, yang telah membuat negara itu kekurangan devisa dan menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Baca Juga: Skandal Kematian Brigadir J Masih Buram, Polisi Belum Menetapkan Tersangka pada Kasus Brigadir J

"Kelompok Bank Dunia sangat prihatin dengan situasi ekonomi yang mengerikan dan dampaknya terhadap rakyat Sri Lanka," katanya.

Bank menggunakan kembali sumber daya di bawah pinjaman yang ada untuk membantu mengurangi kekurangan barang-barang penting seperti obat-obatan, gas memasak, pupuk, makanan untuk anak-anak dan uang tunai untuk rumah tangga yang rentan, tambahnya.

Bank mengatakan sedang bekerja erat untuk membangun kontrol dan pengawasan fidusia untuk memastikan distribusi yang adil.

Baca Juga: Skandal Dana ACT, Bareskrim Polri Selidiki Aliran Dana ke Partai Politik

Mantan presiden Gotabaya Rajapaksa mengatakan pada bulan Juni bahwa Bank Dunia akan merestrukturisasi 17 proyek yang ada dan lebih banyak bantuan akan menyusul setelah negosiasi dengan Dana Moneter Internasional mengenai pinjaman pembiayaan.

Sri Lanka berada dalam keadaan darurat sejak 13 Juli setelah protes rakyat memaksa Rajapaksa meninggalkan negara itu, pertama ke Maladewa dan kemudian Singapura.

Dia telah digantikan sebagai presiden oleh Ranil Wickremesinghe, yang merupakan perdana menteri.***

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah