Minyak Goreng Diperkirakan Naik di Bulan Ramadan 2023 , Ini Antisipasi Pemerintah

- 6 Februari 2023, 19:16 WIB
Minyak Goreng Subsidi mulai langka di Lampung Barat sejak nataru.
Minyak Goreng Subsidi mulai langka di Lampung Barat sejak nataru. /Foto: Merli/Waktu Lampung Online/

MataBangka.com--Jelang bulan Ramadhan 2023, harga minyak goreng diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

Menurutnya kenaikan harga minyak goreng tersebut, lantaran adanya pergeseran konsumsi.

Masyarakat yang biasa membeli minyak goreng premium lebih memilih membeli minyakgoreng minyakita karena harganya terjangka Rp14.000 per liter.

 

Luhut menjelaskan alasan naiknya harga minyak tidak terhindar dari pasokan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) berkurang, terutama pasikan MinyaKita.

Namun, di sisi lain melambungnya harga minyak goreng juga terjadi karena adanya masalah pada proses distribusi.

 

"Untuk itu saya menggelar Rakor hari ini bersama K/L terkait dengan para produsen minyak goreng. Kami menyepakati peningkatan pasokan DMO oleh produsen minyak goreng sebanyak 50 persen hingga memasuki masa Lebaran nanti," kata Luhut, dikutip dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Senin 6 Februari 2023.

Tak hanya itu, pemerintah juga memutuskan untuk mendepositokan sebagian hak ekspor yang dimiliki setiap produsen minyak goreng.

Luhut menambahkan, mereka bisa kembali mendapatkan hak ekspor ketika situasi kembali mereda.

"Hal ini dilakukan semata-mata untuk menjaga pasokan dalam negeri dan menjamin harga tetap stabil," katanya.

Pemerintah Lakukan Pengawasan selain melakukan deposito minyak goreng, Luhut mengatakan pemerintah akan melakukan pengawasan yang ketat.

Pengawasan ini akan dilakukan berdasarkan data Simirah.

Tentunya akan ada sanksi bagi yang melanggar.

Luhut menjelaskan, Kementerian Perdagangan juga akan membuka kembali hotline pengaduan masyarakat tentang berbagai pelanggaran yang terjadi terkait ketersediaan minyak goreng di pasaran sehingga kita bisa menindaklanjuti aduan masyarakat secara langsung.

"Semoga upaya ini bisa membantu menstabilkan harga minyak goreng pada posisi semula sehingga masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan mudah dan terjangkau harganya," ucapnya.

Minyak Goreng Bersubsidi Mulai Langka Jelang Ramadan
Sejumlah pemiliki toko grosir maupun eceran mengeluhkan kelangkaan minyak goreng bersubsidi atau Minyakita jelang bulan Ramadan.

Salah satunya Adam, pemilik toko grosir di Pasar Balong.

Ia menduga kelangkaan minyak goreng ini disebabkan menjelang bulan puasa Ramadan.

Adam menjelaskan Minyakita sudah kosong sejak sebulan yang lalu.

Akan tetapi, minyak goreng jenis lain masih melimpah dan mudah diperoleh dengan harga yang lebih mahal walaupun ada yang masuk kategori minyak murah.

Perbedaan harganya mencapai Rp1.500 hingga Rp3.000 per liternya.

“Puasa kan sebentar lagi. jadi bisa saja inipun dipengaruhi oleh itu. Setiap jelang puasa ada beberapa komoditas yang langka, sulit diperoleh, akhirnya harga naik. Sekarang yang langka Minyakita, beras juga harganya mahal mencapai Rp13.000 per kilogram,” kata Adam.

Sebetulnya menurut Adam, minyak goreng jenis tersebut cukup diburu konsumen karena harganya murah.

Kebanyakan konsumen memilih barang murah seperti Minyakita, Fitri atau Hemart yang dipasok dari distributor.

“Setiap bulan mendapat pasokan Minyakita sebanyak 150 karton setiap karton isi 12, itu bisa habis dalam kurun waktu kurang dari 15 hari, jadi omset minyak banyak,” katanya.***

Editor: Mirwanda

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x