Dwikorita menambahkan, berdasarkan hasil pantauan BMKG, turut terjadi indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia.
Akibatnya, hal ini dapat memicu pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.
Pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia tersebut berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia dan potensi pertumbuhan angin kencang serta awan hujan di wilayah Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara.
Menurutnya, dengan situasi tersebut, pihak-pihak terkait dapat siaga untuk mewaspadai cuaca ekstrem nantinya. "Jadi mohon untuk benar-benar tidak hanya mewaspadai tapi disiagakan," ujar Dwikorita.***