Profesor Asal Inggris Sebut Tragedi Kanjuruhan Kombinasi Tindakan Polisi dan Manajemen Stadion Buruk

- 6 Oktober 2022, 18:54 WIB
Suporter Arema dan warga mengikuti doa bersama di depan patung singa Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Rabu 5 Oktober 2022. Doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan pada hari ke-4 itu juga diikuti perwakilan suporter Persebaya Surabaya.
Suporter Arema dan warga mengikuti doa bersama di depan patung singa Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Rabu 5 Oktober 2022. Doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan pada hari ke-4 itu juga diikuti perwakilan suporter Persebaya Surabaya. /Antara/Ari Bowo Sucipto/

MataBangka.com--Tragedi di Kanjuruhan yang memakan korban jiwa 131 orang meninggal dunia, 1 Oktober 2022 mendapat sorotan dunia termasuk media asing 

Profesor dari Universitas Keele yang mempelajari kepolisian  asal Inggris, Clifford Stott menyoroti tindakan aparat kepolisian indonesia dalam menangani massa di pertandingan Arema Fc vs Persebaya di kompetisi BRI liga 1 2022.

Dalam wawancara bersama Washington post, profesor yang juga mengemari olahraga ini melihat langsung beberapa video peristiwa tragedi kanjuruhan.

Dirinya menilai apa yang dilakukan kepolisian dengan menembakan gas air mata adalah tindakan yang tidak proporsional.

 

Penilaian ini juga diamini seorang pakar lain dan empat orang pembela hak-hak sipil.

Penggunaan gas air mata menurutnya menyebabkan banyak ratusan orang meninggal pada peristiwa tragedi tersebut.

Sedikitnya ada 131 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Situasi semakin memburuk lantaran di saat bersamaan beberapa pintu keluar terkunci.

Halaman:

Editor: Mitrya

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah