PM Ranil Wickremesinghe: Saya Bisa Membalikkan Ekonomi Sri Lanka

- 5 Juli 2022, 19:29 WIB
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan ekonomi negaranya telah benar-benar bangkrut dan bakal menghadapi situasi yang lebih serius.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan ekonomi negaranya telah benar-benar bangkrut dan bakal menghadapi situasi yang lebih serius. /Reuters

MataBangka.com -- Ranil Wickremesinghe, Perdana Menteri yang baru diangkat dari Sri Lanka yang dilanda krisis, mengatakan dia yakin dia dapat mengubah ekonomi  tetapi memperingatkan akan memakan waktu 18 bulan sebelum stabilitas kembali.

“Tahun 2023 akan sulit, tetapi pada tahun 2024 segalanya akan membaik,” kata Wickremesinghe kepada Al Jazeera pekan lalu (kamis) dalam sebuah wawancara luas di kediaman resminya di ibu kota, Kolombo.

Pemimpin berusia 73 tahun, yang pada Mei menjadi perdana menteri untuk keenam kalinya, mengatakan bahwa dia mengambil pekerjaan itu dalam keadaan luar biasa.

“Kami memiliki hampir dua hari tanpa pemerintah; keadaan menjadi tidak terkendali,” katanya, mengingat protes massa atas kekurangan bahan bakar dan listrik yang memaksa Mahinda Rajapaksa, pendahulunya dan saudara laki-laki Presiden Gotabaya Rajapaksa, untuk mengundurkan diri.

Baca Juga: PPATK: adanya indikasi transaksi keuangan yang dilakukan ACT untuk Bantu Aksi Terorisme

“Saya pikir 'situasinya buruk, ini negara Anda, jadi Anda tidak dapat bertanya-tanya apakah Anda akan berhasil atau tidak. Anda mengambil alih dan bekerja untuk berhasil,'” kata Wickremesinghe, yang bertemu dengan presiden atas permintaan beberapa anggota parlemen dari partai yang berkuasa di Sri Lanka Podujana Peramuna.

“Saya memiliki keyakinan bahwa saya dapat membalikkan keadaan ekonomi,” katanya.

Baca Juga: Idul Adha Sebentar Lagi, Jangan Konsumsi Sate Kambing Berlebihan Agar Kadar Kolesterol Terjaga

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta jiwa itu hampir terhenti karena kekurangan bahan bakar dan barang-barang penting seperti makanan dan obat-obatan, karena pemerintah kehabisan cadangan devisa untuk mengimpor komoditas awal tahun ini.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya pada bulan April dan cadangan devisa yang dapat digunakan sangat rendah sehingga harus berjuang untuk menutupi kebutuhannya dari pasar internasional.

Halaman:

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah