Sri Lanka Bangkrut, Harga Bensin Dijual Rp19 Ribu per Liter

- 3 Juli 2022, 16:36 WIB
 Sri Lanka resmi bangkrut, penjualan bahan bakar dihentikan selama dua minggu (Foto: Dok Net/ Ilustrasi)
Sri Lanka resmi bangkrut, penjualan bahan bakar dihentikan selama dua minggu (Foto: Dok Net/ Ilustrasi) /

MataBangka.com - Sri Lanka menaikkan harga bahan bakar pada hari Minggu, menciptakan rasa sakit lebih lanjut bagi orang-orang biasa ketika pejabat dari Amerika Serikat tiba untuk pembicaraan yang bertujuan mengurangi krisis ekonomi yang mengerikan di pulau itu.

Ceylon Petroleum Corporation (CPC) mengatakan menaikkan harga solar, yang digunakan secara luas di transportasi umum, sebesar 15 persen menjadi 460 rupee (Rp19.141)per liter sementara bensin naik 22 persen menjadi 550 rupee (Rp 22 ribu) per liter.

Pengumuman itu datang sehari setelah Menteri Energi Kanchana Wijesekera mengatakan akan ada penundaan yang tidak terbatas dalam mendapatkan pengiriman minyak baru.

Wijesekera mengatakan minyak yang jatuh tempo minggu lalu belum muncul sementara pengiriman yang dijadwalkan tiba minggu depan juga tidak akan mencapai Sri Lanka karena alasan "perbankan".

Baca Juga: Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Juarai Malaysia Open 2022 Kalahkan Pasangan Ganda Putri China

Wijesekera meminta maaf kepada pengendara dan mengimbau agar tidak mengantre panjang di luar stasiun pompa. Banyak yang meninggalkan kendaraan mereka dalam antrian berharap untuk mengisi ulang ketika persediaan dipulihkan.

Sumber resmi mengatakan sisa pasokan bahan bakar pulau itu cukup untuk sekitar dua hari, tetapi pihak berwenang menyimpannya untuk layanan penting.

AS menilai krisis

Delegasi dari Departemen Keuangan AS dan Departemen Luar Negeri tiba untuk melakukan pembicaraan guna "menjelajahi cara paling efektif bagi AS untuk mendukung warga Sri Lanka yang membutuhkan", kata kedutaan AS di Kolombo.

"Seiring Sri Lanka menanggung beberapa tantangan ekonomi terbesar dalam sejarah mereka, upaya kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat lembaga-lembaga demokrasi tidak pernah lebih kritis," kata duta besar AS Julie Chung dalam sebuah pernyataan.

Halaman:

Editor: Mitrya

Sumber: NDTV.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x