Mahathir Mohamad Buat Klarifikasi dan Singgung Kemenangan Mereka Soal Pulau Sipadan dan Ligitan

24 Juni 2022, 12:53 WIB
Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. /Instagram @chedetofficial/

MataBangka.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, meluruskan informasi yang beredar tentang pernyataannya baru-baru ini. Ia menyebut kabar itu tidak akurat dan keluar konteks.

Melalui Twitter, Mahathir Mohamad menjelaskan bahwa laporan tentang apa yang saya katakan pada pertemuan dengan orang Melayu tidak akurat.

"Saya tidak meminta Malaysia untuk mengklaim tanah yang telah kami hilangkan," kata Mahathir Mohamad.

Ia mengatakan pada pidatonya, dia mencoba untuk menunjukkan bahwa dirinya sangat khawatir kehilangan batu seukuran meja tetapi tidak pernah tentang bagian yang lebih besar dari Malaysia ketika mereka diambil dari Malaysia.

"Kehilangan Pulau Batu Puteh bukanlah masalah besar. Adalah kesalahan pemerintah johor untuk menyangkal bahwa batu itu milik Johor. Seandainya penolakan itu tidak dilakukan, tidak akan ada perselisihan sekarang," kata dia.

Soal hubungannya dengan Indonesia, Mahathir Mohamad mengatakan pihaknya bersyukur Pulau Ligitan dan Sipadan.

"Kita harus berhati-hati bahwa kata pengadilan menganugerahkan Pulau Ligitan dan Sipadan kepada kita. Mereka jauh lebih berharga daripada Pulau Batu Puteh - hanya singkapan batu. Kita patut bersyukur bahwa Indonesia tidak mempermasalahkan penghargaan tersebut. Sungguh, kami tidak bersyukur atas keuntungan kami," katanya.

Sebelumnya mantan PM Malaysia itu jadi sorotan di Indonesia, terkait pernyataannya. Pria berumur 96 tahun, yang dikenal karena pernyataan kontroversialnya, berbicara pada hari Minggu di sebuah acara di Selangor yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi non-pemerintah di bawah bendera Kongres Survival Melayu (Kongres untuk Kelangsungan Hidup Melayu) dan berjudul Aku Melayu: Survival Bermula (Saya Melayu: Kelangsungan Hidup Dimulai).

Dalam pidato pembukaannya yang disiarkan langsung di media sosial, Dr Mahathir, MP untuk Langkawi, mengatakan bahwa apa yang dikenal sebagai Tanah Melayu dulu sangat luas, membentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan sampai ke Kepulauan Riau, dan Singapura, tetapi sekarang terbatas di Semenanjung Malaya.

Melansir dpr.go.id, Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi mengkritik pernyataan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad soal Malaysia seharusnya mengklaim Singapura dan Kepulauan Riau (Kepri). Ia menilai pernyataan sepihak Mahathir keliru.

“Ya beliau berbicara dalam lingkup internal sepengetahuan saya, ya itu ngawur walaupun dalam konteks membakar semangat warganya,” kata Bobby kepada awak media, Selasa (21/6/2022).

Politisi Golkar ini mengaku bingung akan pernyataan Mahathir. Lantaran, kata Bobby, Indonesia sudah lebih dulu merdeka daripada Malaysia. “Bagaimana caranya itu milik Malaysia, hari kemerdekaanya saja lebih muada dari Indonesia, sedangkan Riau sudah NKRI yang harinya saja lebih dulu pada 9 Agustus 1957,” ucap Bobby.

Dilansir The Straits Times Selasa (21/6/2022), Mahathir Mohamad melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut Malaysia seharusnya mengklaim Singapura dan Kepulauan Riau yang merupakan wilayah Republik Indonesia.

Pernyataan Mahathir disampaikan saat pidato pada Minggu 19 Juni 2022 lalu, dalam acara yang digelar sejumlah organisasai non-pemerintah di  Negara Bagian Selangor bernama Kongres Survival Melayu. Acara itu diberi judul “Aku Melayu: Survival Bermula”.

Dalam pidatonya, Mahathir juga menyatakan bahwa pemerintah Malaysia menganggap lebih berharga untuk memenangkan kendali atas Pulau Sipadan dan Ligitan di Borneo saat Melawan di Mahkamah Internasional (ICJ), sembari menyerahkan Pedra Branca ke Singapura.

“Kita seharusnya menuntut tidak hanya Pedra Branc, atau Pulau Batu Puteh untuk dikembalikan kepada kita, kita seharusnya juga menuntut Singapura juga Kepulauan Riau, karena itu Tanah Melayu,” katanya. (*)

Editor: Syahrizal Fatahillah

Tags

Terkini

Terpopuler