Klenteng Kwan Tie Miau dan Masjid Jamik, Dua Situs Budaya Yang Direvitalisasi Polda Babel

- 30 Juni 2023, 17:32 WIB
Forkopimda Babel dan Kota Pangkalpinang serta ibu bhayangkari mengikuti kegiatan zoom metting secara nasional, yang dilaksanakan Mabes Polri.
Forkopimda Babel dan Kota Pangkalpinang serta ibu bhayangkari mengikuti kegiatan zoom metting secara nasional, yang dilaksanakan Mabes Polri. /Dwi Haryoto/ MataBangka.Com/

MataBangka.com - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengikuti Zoom Meeting Do'a bersama Lintas Agama, Penganugerahan Pemenang Lomba Berkaitan di Bidang Keagamaan dan Revitalisasi Situs Budaya/ Agama dipimpin Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri),  bertempat di Klenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang.

Kegiatan yang diikuti seluruh Polda se-Indonesia, Polda Babel mengambil titik kegiatan di Klenteng Kwan Tie Miau yang merupakan salah satu situs budaya yang menerima revitalisasi.

Menurut Kapolda Babel Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya mengatakan, Klenteng Kwan Tie Miau yang didirikan 18 Desember 1846, dan masih dipergunakan masyarakat keturunan Tionghoa untuk beribadah ini, merupakan situs budaya harus selalu dijaga dan dilestarikan.

"Kami merevatilasi Klenteng Kwan Tie Miau ini dalam halberupa sistem pengamanan, membantu usaha kecil mikro menengah (UMKM) di sekitarnya, memberikan peralatan kebersihan dan lainnya," ungkap Yan Sultra, Jum'at, 30 Juni 2023."

"Kemudian yang situs budaya yang kami revitalisasi yakni Masjid Jamik, masjid tertua terbesar di Pangkalpinang, yang hingga saat ini ornamennya tidak berubah mencerminkan budaya Melayu,"  ujarnya.

Lanjut Yan Sultra, di Masjid Jamik ini revitalisasi juga berupa sistem pengamanan CCTV, kelengkapan lalu lintas dijalan utama, renovasi tempat kumuh diperkarangan masjid dan lainnya.

"Kegiatan seperti ini akan kami laksanakan berkelanjutan, kedepannya akan merevitalisasi gereja tertua di Pangkalpinang, yakni Gereja Maranatha yang berlokasi di titik nol Kota Pangkalpinang," jelas Yan Sultra.

Diakui Yan Sultra, masyarakat di Babel ini memiliki tolerasi yang sangat tinggi.

Apalagi di Babel memiliki semboyan, yang hingga saat ini masih dipatuhi masyarakat baik pribumi asli dan Tionghoa yakni Tonghin Pangin Tjin Tjong" yang artinya semua setara.

Halaman:

Editor: Dwi Haryoto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x