MataBangka.com - Guna mencegah meluasnya angka stunting, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menggelar Rapat Koordinasi Rencana dan Strategis Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) serta Bapak Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) Tahun 2023.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Bangka Barat, Ridwan menyebutkan pemerintah daerah yang dalam hal ini Kabupaten Bangka Barat mempunyai tugas dan peran yang cukup berat dalam mengatasi permasalahan stunting.
Menurut Status Survei Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kabupaten Bangka barat sudah ada di level 3 se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Meskipun demikian, hasil dari Elektronika Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Februari 2023, masih ada beberapa desa dengan prevalensi di atas 20 persen seperti di kecamatan Simpang Teritip, tepatnya Desa Simpang Tiga 26,7 persen, Desa Berang 26,1 persen, Desa Ibul 26,2 persen, Desa Air Nyatoh 20,7 persen, Desa Peradong 24,2 persen dan Desa Rambat 27,5 persen, dan Kecamatan Kelapa yaitu Desa pangkal beras 20,5 persen.
"Di tahun 2023 balita yang diukur 13.109 balita, kemudian balita yang stuntingnya 1.173 dan prevalensi balita stunting 8,9 persen. Jadi terjadi penurunan dari tahun ke tahun dari sejak 2018 sampai dengan 2023," ujar Ridwan.
Untuk itu, Ridwan menyebutkan kerja sama seluruh pihak sangatlah penting sebagai perencanaan yang matang serta upaya nyata agar permasalahan stunting ini dapat dikawal sedini mungkin.