Isu dan Permasalahan Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing di Ruang Lingkup Pendidikan SD

- 8 Oktober 2023, 10:51 WIB
Izchy Prisilia
Izchy Prisilia /dok

Opini Izchy Prisilia dan Selly (Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Universitas Bangka
Belitung)

BAHASA dan pendidikan merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Salah satu yang
menjadi alat utama pendidikan adalah bahasa. Di sisi lain, pendidikan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi pengembangan dan pemeliharaan bahasa.

Inilah dua hal penting yang saling membantu untuk mengembangkan dan menyempurnakan satu sama lain dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan perlu disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan lingkungan atau tempat diselenggarakannya pendidikan, yaitu bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Setiap negara mempunyai bahasa pengantarnya masing-masing, sama halnya di Indonesia, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan.

Artinya, bahasa pengantar di Indonesia adalah bahasa Indonesia. Persoalannya, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terdapat kecenderungan membutuhkan bahasa selain bahasa Indonesia.

Ada tiga bahasa yang kerap kali dijadikan sebagai cara untuk berkomunikasi maupun sebagai bahan pembelajaran di Indonesia, yakni: bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.

Seringkali ketiga bahasa ini bersinggungan, terutama antara bahasa Indonesia dan bahasa
asing, khususnya bahasa Inggris.

Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa dengan penutur terbanyak di dunia, alasannya
karena beberapa negara di dunia menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dalam
berkomunikasi.

Meskipun demikian, dalam ruang lingkup indonesia sendiri, bahasa inggris masih dianggap sebagai bahasa asing sebab salah satu faktornya adalah penutur bahasa Inggris tidak sebanyak penutur bahasa ibu dan bahasa Indonesia.

Meningkatnya jumlah penutur bahasa Inggris di dunia telah menyebabkan diversifikasi bahasa dan pemakai bahasa Inggris di negera-negera yang bukan asalnya membentuk kelompok yang menjadi pesaing bagi kelompok penutur asli bahasa tersebut, baik yang menyangkut industri pengajaran bahasa Inggris maupun yang berkaitan dengan khasanah budaya dan intelektual dalam bahasa Inggris (Graddol, 1997:4).

Selain itu, bahasa Inggris telah menjadi bahasa asing yang lambat laun mulai mempengaruhi keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.

Seperti yang kita ketahui juga bahwasanya bahasa daerah merupakan bahasa dominan pertama yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, pembelajaran bahasa Inggris menjadi mata pelajaran wajib yang ada di sekolah di Indonesia dimulai dengan Bahasa Inggris yang telah diperkenalkan sejak sekolah dasar yang nantinya akan terus dipelajari hingga jenjang sekolah menengah atas dan sekolah tinggi lainnya.

Dalam tingkatan sekolah dasar, para siswa akan difokuskan pada dasar-dasar bahasa
Inggris seperti menulis, membaca, mendengarkan dan juga berbicara.

Pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing ini nantinya akan diharapkan dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan para siswa dalam belajar bahasa Inggris, serta meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dalam ruang lingkup besar.

Salah satu aspek yang dapat menjadi alasan serta pemicu mengapa pengajaran bahasa Inggris perlu diajarkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa asing ialah adanya globalisasi.

Faktanya, pada era sekarang ini tidak sedikit orang-orang berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Hal ini diakibatkan karena adanya pengaruh besar dari globalisasi tersebut.

Menjadi pengajar bahasa asing di Indonesia tentunya akan menghadapi tantangan tertentu
yang dihadapi tiap-tiap individu dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing.
Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak lama.

Berbagai program dan metode pengajaran bahkan telah dikembangkan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa, terutama dengan memperkenalkan bahasa Inggris sejak dini, yang mana pengajaran tersebut dimulai sejak sekolah dasar. Sayangnya, mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak yang notaben ruang lingkupnya masih sekolah dasar tidaklah mudah.

Hal ini terjadi karena masih banyaknya permasalahan dan hambatan yang mempengaruhi proses pelaksanaan program, sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal.

Kendala tersebut salah satunya terlihat dalam proses belajar mengajar di kelas, dimulai dari
suasana kelas yang kurang kondusif akibat banyaknya siswa dalam suatu kelas dan materi
pembelajaran yang disediakan sekolah ataupun guru yang bersangkutan kurang menarik.

Berbagai permasalahan kerap kali muncul dalam proses pengajaran salah satunya adalah
kesulitan para siswa dalam memahami bahasa asing itu sendiri. Hal ini juga memicu
permasalahan dalam pengajaran terjadi. Di Indonesia sendiri, rata-rata penduduknya adalah
penutur Bilingual. Menurut Mackey dan Fishman dalam Chaer dan Agustina (2014:84)
Bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seseorang dalam interaksi
secara bergantian dengan orang lain.

Oleh sebab itu, ketika dihadapkan dengan bahasa asing khususnya bahasa inggris, tentunya membuat kesulitan siswa dalam mempelajari serta memahaminya, khususnya dalam pengajaran tingkatkan pendidikan dasar.

Sebagian dalam proses pengajaran masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dalam kelas.

Pengajaran bahasa inggris dalam tingkatan dasar, tergolong sedikit sulit dibandingkan
dengan pengajaran pada tingkat dewasa. Anak-anak cenderung sulit fokus pada materi yang
diajarkan sebab dalam hal ini, pikiran mereka mudah teralihkan pada hal-hal kecil sehingga
pengajar mengambil peran besar untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan yang disesuaikan kepada para siswa.

Selanjutnya adalah rendahnya minat siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Rendahnya
minat dalam pembelajaran bahasa inggris ini bisa dilihat dari berbagai faktor termasuk
individu itu sendiri dan lingkungan. Lingkungan menjadi salah satu hal krusial dalam tahap
pembelajaran ini.

Siswa yang tinggal di lingkungan biasa atau terisolasi dari dunia luar cenderung sulit mendapatkan sumber informasi sebagai sumber pembelajaran, sehingga
mengakibatkan rendah atau kurangnya minat mereka dalam memperlajari bahasa inggris.

Di sisi lain, siswa yang tinggal di lingkungan aktif seperti wilayah pariwisata lebih tertarik
mempelajari bahasa Inggris karena pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa lingkungan dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat
belajar siswa dalam ruang lingkup belajar bahasa inggris.

Permasalahan lainnya dapat dirasakan ketika materi yang disampaikan oleh pengajar tidak
menarik. Menarik disini dalam artian penyampaian materi dari seorang pengajar yang dapat
dipahami dengan baik oleh anak-anak.

Salah satu yang menjadi penyebab tidak menariknya materi yang disampaikan oleh seorang guru ataupun pengajar adalah kurangnya fasilitas yang ada atau dalam kata lain kurang memadainya media belajar serta sarana prasarana yang tersedia.

Disebabkan oleh hal ini, maka peran kreatif guru serta pengajar sangat dibutuhkan
untuk meminimalisir dampak yang diakibatkan dari permasalahan ini yakni kurang
memadainya fasilitas. Selain itu, meskipun terkadang penyampaian materi sudah
disampaikan dengan baik itu oleh guru, pengajar maupun tutor, ada kalanya siswa tetap tidak memahaminya.

Mengapa demikian? salah satu penyebab dari hal ini adalah sulitnya mengingat, memahami, bahkan menghapal kosakata yang dipergunakan ketika pembelajaran berlangsung.

Terkadang, meskipun untuk beberapa siswa yang sudah mengerti kosakata yang
digunakan, namun tidak menutup kemungkinan permasalahan yang lain juga muncul seperti
kesusahan dalam melafalkan kata diakibatkan karena perbedaan huruf maupun kata dengan
cara membacanya.

Apa yang dikatakan penulis diatas memiliki Koherensi dengan pendapat beberapa guru, tutor, maupun pengajar, berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan.

Salah satu diantaranya adalah pendapat dari Shafira Mutiara Lestari, Pengajar Bimbel di Sekawan Bimbel, beliau berpendapat bahwasanya beberapa kendala yang kerap kali ia rasakan ketika mengajar pada peserta didik di tingkat sekolah dasar seperti kendala pada grammar danvocabulary yang dikuasai anak-anak sangatlah minim. Kemudian, sulitnya menarik perhatian mereka agar bisa kembali fokus belajar ketika perhatian dan fokus mereka sedang teralihkan, sebab anak-anak dalam ruang lingkup sekolah dasar fokusnya sangat mudah teralihkan, sehingga membutuhkan tenaga dan pikiran esktra bagi pengajar untuk mengembalikan fokus siswa.

Kemudian ia juga menegaskan terdapat perbedaan antara mengajar anak-anak di
sekolah dasar dibandingkan dengan pendidikan yang lebih tinggi, perbedaan tersebut dapat
dilihat dari segi penguasaan kosakata. Selanjutnya, Shafira juga berpendapat bahwa teknologi mengambil peran penting dalam pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing.

Sebab, media dari teknologi dapat membantu dalam kemudahan menyampaikan materi yang akan disampaikan, sepertu audiobook yang ada di youtube. Terlepas dari hal tersebut, media ini juga dapat menjadi sebuah tantangan jika dijadikan sebagai media pembelajaran pada
anak-anak di tingkat sekolah dasar. Alasannya, seperti yang beliau katakan pada
pernyataannya diawal, bahwasanya anak-anak kalangan sekolah dasar pikirannya masih
sangat mudah teralihkan, sehingga dapat mengakibatkan mereka bisa teralihkan ke hal-hal
diluar pembelajaran.

Di sisi lain, salah satu narasumber yang telah diwawancarai oleh penulis adalah Idni Syahdi,
pengajar magang di PKBM Rumah Inspirasi, beliau berpendapat jika mengajar bahasa inggris
sebagai bahasa asing pada anak-anak tingkat sekolah dasar lebih sulit dibandingkan tingkat
diatasnya.

Beliau mengatakan bahwasanya mengajar anak-anak dengan tingkat sekolah dasar membutuhkan kreatifitas yang cukup tinggi, sebab anak-anak pada usia tersebut kurang
menyukai jika hanya berfokus pada materi dan hanya mendengarkan guru yang berbicara.
Maka dari itu, dibutuhkan keterampilan yang cukup untuk mengajar anak tingkat sekolah
dasar.

Kendala-kendala yang dihasilkan dari pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing
pada anak-anak tingkat sekolah dasar ini cukup signifikan. Namun, beliau menambahkan,
bahwa tidak ada yang tidak mungkin selagi mau mencoba dan berusaha.

Permasalahan-permasalahan yang ada pada pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing
memang tidak akan ada habisnya jika ditelaah satu per satu. Namun, ada beberapa strategi
yang dapat digunakan dari permasalahan yang telah disebutkan salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Teknologi dalam pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing memberikan peran besar yang dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran maupun pengajaran.

Teknologi memberikan akses ke segala sumber informasi yang memungkinkan para pengajar memperoleh berbagai jenis informasi, baik dalam bentuk video, audiobook, situs web, buku elektronik dan lain-lain. Penggunaan internet dapat menjadi salah satu cara mencegah kejenuhan di dalam kelas, membuat interaksi pengajar dan siswa menjadi lebih aktif sehingga mampu meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar.

Menimbang dari segi aspek pikiran anak-anak pada tingkat sekolah dasar membutuhkan
keterampilan yang tinggi pada pengajar, maka dengan adanya kemajuan teknologi dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin guna menunjang pendidikan bahasa inggris sebagai bahasa
asing dapat terus maju dan berkembang. Namun di sisi lain, Pemanfaatan teknologi juga
dapat menimbulkan permasalahan baru, seperti hilangnya fokus atau ketergantungan kepada pada perangkat teknologi. Maka dari itu, penggunaan teknologi juga harus diseimbangkan dengan aspek interpersonal.

Strategi lain yang dapat digunakan juga untuk menunjang keefektifan belajar salah satunya
dengan menerapkan CLL atau Cooperative Language Learning. Cooperative Language
Learning merupakan pembelajaran yang menekankan partisipasi seluruh siswa melalui
kegiatan diskusi kelompok kecil yang mana kelompok kecil tersebut mencakup sejumlah
siswa dengan kemampuan berbeda-beda.

Menurut pendapat Bern dan Erickson (2001:5) “Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja sama untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam metode ini diantaranya
seperti Cooperative Language Learning dengan teknik STAD (Student Team Achievement
Division).

Metode ini merupakan jenis kolaborasi yang menekankan pada aktivitas dan
interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan membantu satu sama lain dalam menguasai  materi dan pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Proses pembelajaran dengan teknik ini melalui lima tahapan, antara lain penyajian materi, kerja kelompok, tes individu, penilaian pengembangan diri, serta pemberian penghargaan kelompok. Kemudian,
pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT (Teams Games Tournament).

Ini adalah jenis pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar dengan permainan di setiap meja kompetisi. Dalam permainan ini digunakan kartu yang berisi soal dan jawaban.

Menurut Saco dalam Rusman (2010), siswa TGT melakukan permainan dengan
anggota kelompok lain untuk mencetak poin bagi timnya. Permainan di TGT dapat mencakup
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu bernomor.

Kemudian menurut Slavin (2015:163), TGT merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik, kuis, dan sistem penilaian kemajuan individu, di mana siswa bersaing untuk mewakili tim masing-masing dengan anggota tim lain yang memiliki prestasi akademik yang serupa seperti mereka.

Dengan adanya penerapan pendekatan Cooperative Language Learning, dapat dijadikan pilihan yang tepat untuk pengajaran bahasa Inggris. Metode ini dapat diterapkan pada seluruh keterampilan pengajaran bahasa Inggris (berbicara, menulis,
membaca dan mendengarkan), sehingga siswa dapat memahami fungsi dan kegunaan bahasa Inggris berdasarkan konteks situasional dalam situasi lingkungan yang efektif. Setiap siswa akan bekerja sama secara mandiri dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Selanjutnya, strategi yang hampir serupa juga dikatakan oleh Shafira Mutiara Lestari,
Pengajar Bimbel Di sekawan Bimbel. Beliau menyebutkan bahwa ia secara pribadi lebih
memilih untuk mengajak anak-anak bermain games sembari belajar ketika anak-anak sudah
tampak bosan ataupun kesulitan dalam menahami materi guna mengembalikan fokus serta
memudahkan mereka dalam menyerap materi.

Adapun games yang ia tawarkan seperti bermain tebak kata dan tebak gambar dalam bahasa inggris. Menambahkan pendapatnya, ia juga mengatakan bahwa sebagai pengajar harus lebih kreatif dan memiliki banyak ide dan cara menangani anak-anak yang mulai jenuh, bosan, hingga anak-anak yang sulit untuk memahami materi, agar keefektifan belajar dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

Kemudian, pendapat serupa juga dikatakan oleh Idni Syahdi, Pengajar Magang di
PKBM Rumah Inspirasi. Ia sependapat dengan Shafira sebab dirinya pribadi juga lebih
memilih untuk menggunakan strategi belajar sembari bermain.

Permainan yang dapat digunakan seperti spelling bee, bernyanyi lagu-lagu yang berbahasa inggris, dan permainan-permainan lainnya yang dapat mempertahankan keefektifan pembelajaran.

Pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing dalam tingkat pendidikan dasar
menghadirkan berbagai masalah dan tantangan. Maka dari itu, para pendidik perlu
memberikan pengajaran yang berkualitas untuk melatih para siswa baik dalam pembelajaran
maupun globalisasi. Para pendidik dapat memberikan metode pengajaran yang efektif serta
memberdayakan para siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang baik.

Para pendidik juga dituntut untuk mempunyai tingkat pikiran yang luas serta keterampilan yang tinggi dalam mengajar bahasa inggris sebagai bahasa asing pada tingkat sekolah dasar.

Tentu saja keadaan yang terjadi dalam dunia pendidikan memberikan beban yang sangat besar bagi para guru bahasa Inggris, yang harus memastikan siswanya mempelajari bahasa internasional tersebut dengan dukungan yang optimal. Selain itu, guru juga harus mampu mendukung keberhasilan kemampuan berbahasa siswa di kelas. Oleh karena itu, lingkungan yang mendukung, persaingan dan inovasi tentu saja sangat penting dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, akses terhadap dokumen dan sumber
informasi dalam bahasa Inggris menjadi semakin populer. Mayoritas dokumen, majalah, dan
sumber daya pendidikan tersedia dalam bahasa Inggris. Dengan belajar bahasa Inggris, siswa dapat mengakses informasi terkini, mempelajari penelitian terbaru dan memperluas
pengetahuan mereka di berbagai bidang. Belajar Bahasa Inggris juga dapat membantu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Ketika siswa belajar memahami dan menggunakan bahasa Inggris, mereka juga harus belajar menganalisis, menafsirkan, dan
mengekspresikan ide-ide mereka secara efektif. Proses ini mencakup kemampuan berpikir
kritis untuk memecahkan masalah, menyajikan argumen yang meyakinkan, dan
mengembangkan pemikiran kreatif dalam bahasa Inggris.

Bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga mencerminkan budaya dan jati diri
suatu bangsa. Ketika siswa belajar bahasa Inggris, mereka juga belajar tentang budaya dan
tradisi yang terkait dengannya. Hal ini membantu meningkatkan kesadaran budaya dan
apresiasi terhadap keberagaman di seluruh dunia.

Melalui pembelajaran bahasa Inggris, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman budaya dan memperluas pandangan mereka terhadap dunia. Penelitian menunjukkan bahwa belajar bahasa Inggris dapat meningkatkan kemampuan akademik secara umum.

Proses belajar bahasa Inggris melibatkan keterlibatan otak yang intensif, termasuk memahami, mengingat dan memproses informasi. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan kognitif siswa dan membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih efektif di semua bidang studi.

Belajar bahasa Inggris di sekolah membawa banyak manfaat penting bagi siswa. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin maju, pemahaman dan penggunaan bahasa Inggris menjadi hal yang sangat penting.

Editor: Syahrizal Fatahillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x