Biografi Gus Baha Ulama Ahli Tafsir Yang disebut Santri Kesayangan Syaikhina KH. Maimoen Zubair

13 Januari 2023, 21:38 WIB
Biografi Gus Baha Ulama Ahli Tafsir Yang disebut Santri Kesayangan Syaikhina KH. Maimoen Zubair /Berita Bantul/


MataBangka.com--Gus Baha yang bernama asli K.H Ahmad Bahauddin Nursalin belakangan ini menjadi salah satu ulama yang digemari dan ditunggu-tunggu kajian agamanya.

Ini terbukti dengan banyak beredarnya video ceramah Gus Baha tersebar di media sosial

Gus Baha dikenal sebagai salah satu ulama ahli Tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar Al-Quran.

Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, Syaikhina KH. Maimoen Zubair 

Pada tahun 2020 Gus Baha mendapatkan penghargaan sebagai Dai Of The Year dari ADDAI (Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia), yaitu sebagai dai moderat dan berwawasan wasathiyyah. 

Berikut Biografi singkat mengenai Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalin dikutip dari Laduni.id dengan judul Biografi Gus Baha' (KH. Ahmad Bahauddin Nursalim)

Gus Baha lahir pada 29 September 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama pakar al-Qur’an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA yang bernama KH. Nursalim al-Hafizh dari Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Ayah Gus Baha’ (KH. Nursalim) merupakan murid dari KH. Arwani al-Hafidz Kudus dan KH. Abdullah Salam al-Hafidz Kajen Pati, yang nasabnya bersambung kepada para ulama besar.

Dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha’ merupakan generasi ke empat ulama-ulama ahli al-Qur'an.

Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha’ menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Gus Baha' kecil dididik belajar dan menghafalkan al-Qur'an secara langsung oleh ayahnya dengan menggunakan metode tajwid dan makhorijul huruf secara disiplin.

Kedisiplinan tersebut membuat Gus Baha’ di usianya yang masih muda, mampu menghafalkan al-Qur'an 30 Juz beserta Qiro'ahnya.

Menginjak usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha' untuk mondok dan berkhidmah kepada Syaikhina KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang. 

Selain menonjol dengan keilmuannya, beliau juga merupakan sosok santri yang dekat dengan kiainya.

Dalam berbagai kesempatan, beliau sering mendampingi guru beliau Syaikhina KH. Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan.

Mulai dari sekadar berbincang santai, hingga urusan mencari ta'bir dan menerima tamu-tamu ulama-ulama besar yang berkunjung ke al-Anwar.

Hingga beliau dijuluki sebagai santri kesayangan Syaikhina KH. Maimoen Zubair.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sarang, Gus Baha’ menikah dengan seorang anak Kiai yang bernama Ning Winda pilihan pamannya dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. 

Pasca menikah pada 2003, Gus Baha dan istrinya mengawali perjalanannya di Yogyakarta.

Lima orang santri alumni Pesantren Al-Anwar menyusulnya ke Yogyakarta agar tetap bisa mengaji dengannya.

Gus Baha dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang al-Quran.

Selain aktif mengaji, Gus Baha menjabat Ketua Lajnah Mushaf di Lembaga Tafsir Al-Quran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Adapun Gus Baha juga mengasuh Pondok Pesantren Tahfidul Qur'an LP3IA dan sejak 2006 mengasuh pengajian tafsir Al-Quran di Bojonegoro, Jawa Timur.

Kajian virtual Gus Baha menempati tempat tersendiri di hati para pengikutnya.

Video-video ceramahnya yang diunggah melalui kanal YouTube meraup banyak penonton.

Meski punya pengikut setia di media sosial, Gus Baha tidak memiliki akun media sosial apapun, tidak punya smartphone.

Dia hanya mengandalkan handphone jadul untuk berkirim SMS maupun telepon.

MENOLAK GELAR DOCTOR HONOR CAUSA

Timnya terdiri dari para Profesor, Doktor dan ahli-ahli Al-Qur’an dari seantero Indonesia seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain.

Suatu kali beliau ditawari gelar Doctor Honoris Causa dari UII, namun beliau tidak berkenan. Dalam jagat Tafsir Al-Qur’an di Indonesia beliau termasuk pendatang baru dan satu-satunya dari jajaran Dewan Tafsir Nasional yang berlatar belakang pendidikan non formal dan non gelar.

Meski demikian, kealiman dan penguasaan keilmuan beliau sangat diakui oleh para ahli tafsir nasional.

Hingga pada suatu kesempatan pernah diungkapkan oleh Prof. Quraisy bahwa kedudukan beliau di Dewan Tafsir Nasional selain sebagai Mufassir, juga sebagai Mufassir Faqih karena penguasaan beliau pada ayat-ayat ahkam yang terkandung dalam Al-Qur’an. Setiap kali lajnah ‘menggarap’ tafsir dan Mushaf Al-Qur’an,

Posisi beliau selalu di dua keahlian, yakni sebagai Mufassir seperti anggota lajnah yang lain, juga sebagai Faqihul Qur’an yang mempunyai tugas khusus mengurai kandungan fiqh dalam ayat-ayat ahkam Al-Qur’an.

Profile Singkat Gus Baha 

Nama lain Gus Baha

Lahir : 29 September 1970 (umur 52)  Sarang, Rembang, Jawa Tengah

Kebangsaan : Indonesia

Istri : Ning Winda

Anak : Tasbiha Mahmida, Hassan Tasbiha, Mila Tasbiha

Orang tua K. H. Nursalim (ayah), Nyai Hj Yuhanidz (ibu)

Almamater  : Pondok Pesantren Al-Anwar

Pekerjaan  :  Ulama


Itulah Biografi dan profile singkat KH Ahmad Bahauddin Nursalin atau dikenal dengan nama Gus Baha.***

Sumber : Laduni.id

Editor: Mirwanda

Sumber: Laduni.id

Tags

Terkini

Terpopuler