Perdana Menteri Malaysia Ungkap Ada Tekanan dan Ancaman dan Amerika Agar Hamas Dilabeli Organisasi Teroris

- 7 November 2023, 19:43 WIB
Anwar Ibrahim sewaktu menghadiri “Himpunan Malaysia Bersama Palestin” bersama ribuan masyarakat di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada 24 Oktober 2023. -f/istimewa
Anwar Ibrahim sewaktu menghadiri “Himpunan Malaysia Bersama Palestin” bersama ribuan masyarakat di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada 24 Oktober 2023. -f/istimewa /X/@anwaribrahim

MataBangka.com-- Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menyatakan bahwa Malaysia telah menghadapi tekanan dan ancaman dari Amerika Serikat karena keengganan negara tersebut untuk menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Dalam Sidang Parlemen di Kuala Lumpur, Anwar mengungkapkan bahwa Duta Besar Malaysia di Washington DC telah dipanggil oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk mempertanyakan keputusan Malaysia terkait masalah Arab-Israel, terutama kekerasan Israel terhadap Gaza.

Malaysia telah dengan tegas menyatakan posisinya terkait isu ini.

“Dan Duta Besar kita dengan tegas menyatakan posisi kita,” kata Anwar seperti dikutip dari ANTARA

Anwar juga menjelaskan bahwa Kementerian Luar Negeri Malaysia telah menerima permohonan perantaraan (démarche) dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur, sebanyak dua kali, yakni pada 13 Oktober dan yang terbaru pada 30 Oktober.

 

“Meminta agar negara tidak meneruskan pendirian, terutama penolakan kita untuk menganggap Hamas sebagai organisasi teroris,” ujar Anwar.

Malaysia telah memberikan jawaban terhadap permintaan tersebut dalam aksi solidaritas

"Himpunan Malaysia Bersama Palestina" di stadion Axiata Arena Bukit Jalil.

Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa Malaysia tetap pada pendiriannya, yang didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan, dengan menganggap invasi Israel ke wilayah Palestina sebagai ilegal dari sudut pandang hukum dan kaidah internasional.

Anwar Ibrahim juga mencatat bahwa konflik dan penjajahan Israel di wilayah Arab dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, sejak tahun 1948.

Ia menyoroti perbedaan pendekatan dalam menilai berbagai konflik di seluruh dunia, yang menunjukkan ketidaksetaraan dalam penanganan isu-isu internasional.

Anwar lalu membandingkan sikap negara barat yang menganggap apa yang dilakukan Rusia di Ukraina sebagai agresi, namun ketika Israel menjajah wilayah Palestina selama puluhan tahun hal itu dianggap sah dan tidak ditentang oleh mereka, termasuk Amerika Serikat.

Nelson Mandela dan Kongres Nasional Afrika selama puluhan tahun dianggap oleh negara-negara barat sebagai organisasi teroris.

Padahal, menurut Anwar, yang mereka lakukan merupakan tindakan melawan kebrutalan apartheid yang menjadi penjajah di Afrika Selatan.

Ia mengatakan apa yang dilakukan badan-badan tersebut, termasuk Hamas, adalah memprotes pendudukan Israel dan kekerasan terhadap Palestina, khususnya Gaza.

“Jadi pandangan kami konsisten,” kata Anwar menjawab pertanyaan Anggota Parlemen Pulai Suhaizan Kaiat.***

 

 

Editor: Mirwanda

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah