Atas upaya itu, dia diberi anugerah hadiah nobel perdamaian.
Mengutip dari jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com, kedua pihak, Palestina dan Israel diam-diam bertemu di Oslo, Norwegia.
Transfer kekuasaan dari Israel ke Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat mulai berlangsung.
Tetapi ekstremis Israel, pada saat itu malah membunuh salah satu tokoh utama dari negosiasi, yaitu Perdana Menteri Yitzhak Rabin yang membuat proses perdamaian menjadi terhambat.
Baca Juga: Profil Anwar El Ghazi, Pemain Belanda yang Dipecat Mainz 05 Gegara Pro-Palestina
Atas aksinya yang mengupayakan perdamaian tersebut, Rabin tewas tragis dengan tembakan oleh ekstremis Yahudi setelah menghadiri rapat umum di Kings Square, Tel Aviv pada tahun 1995.
Rabin sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tetap tidak tertolong.***