Ini Alasan dan Sejarah Kenapa Belanda Harus Kembalikan Uang Kedaulatan Sebesar Rp504 Triliun ke Indonesia

- 16 Juni 2023, 20:44 WIB
Perdana Menteri Mark Rutte menyatakan bahwa Belanda mengakui Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perdana Menteri Mark Rutte menyatakan bahwa Belanda mengakui Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945. /ANP

MataBangka.com--Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Namun, hal ini berarti bahwa apa yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia sepanjang tahun 1945 hingga 1949 dapat dikategorikan sebagai agresi militer.

Belanda berusaha menyerang kedaulatan negara yang sudah merdeka, dan sebagai akibat dari serangan tersebut, ada tuntutan ganti rugi atas apa yang terjadi.

Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda, Jeffry Pondaag, mengatakan bahwa pengakuan yang disampaikan oleh Belanda memiliki konsekuensi hukum.

Dia menegaskan bahwa pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia tidak berhenti di situ, karena apa yang diputuskan oleh Belanda berarti mereka harus mengakui telah melakukan kejahatan perang.

"Artinya, Belanda melakukan kejahatan perang selama masa perang kemerdekaan dengan menyerang wilayah negara lain. Istilah Hindia Belanda juga harus dihilangkan dari semua buku, dan uang sebesar 4,5 miliar gulden (sekitar Rp504 triliun) yang dibayarkan Indonesia kepada Belanda harus dikembalikan dengan bunga sebesar 24 miliar gulden (sekitar Rp1.913 triliun)," kata Jeffry Pondaag.

Lalu, mengapa Belanda harus mengembalikan uang sebesar 4,5 miliar gulden kepada Indonesia?

Dan mengapa 4,5 miliar gulden setara dengan Rp504 triliun?

Berikut penjelasannya berdasarkan berbagai sumber yang dirangkum oleh Pikiran-Rakyat.com.

Uang tersebut merupakan ganti rugi atas kedaulatan Indonesia.

Pada saat Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, perwakilan Indonesia, Belanda, dan Bijeenkomst vor Federaal Overleg (BFO) berkumpul.

BFO adalah negara-negara yang diciptakan oleh Belanda di berbagai kepulauan di Indonesia.

Hasil dari KMB menetapkan bahwa Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia yang pada saat itu masih disebut RIS (Republik Indonesia Serikat).

Wilayah RIS yang diakui meliputi sebagian Pulau Jawa, Sumatra, dan Madura.

Daerah Istimewa Yogyakarta juga menjadi salah satu negara bagian dalam RIS.

Untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan, Indonesia diharuskan membayar sejumlah uang kepada pemerintah Belanda.

Belanda menyatakan bahwa Indonesia harus mengganti rugi dana yang telah dikeluarkan oleh Belanda selama agresi militer yang terjadi selama periode revolusi fisik antara 1945 dan 1949.

Jumlah yang harus dilunasi adalah 4,5 miliar gulden.

Utang tersebut kemudian dijadikan imbalan agar Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam KMB, seperti Soekarno dan Muhammad Hatta, menyetujui tuntutan tersebut.

Menurut sejarawan Bonnie Triyana pada Oktober 2016, KMB sempat mengalami titik deadlock atau kebuntuan.

Sehingga ketika utang itu disuarakan, Muhammad Hatta langsung menyanggupinya dengan alasan hal yang paling penting adalah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan terlebih dahulu.

Utang itu baru lunas 2003, pada saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden.

Kenapa Rp504 Triliun?

Dengan pengakuan Belanda mengenai Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945, berarti Indonesia berhak untuk mengambil kembali 'uang kedaulatan' yang pernah dibayarkan kepada Belanda.

Belanda pada saat itu mengakui bahwa Kemerdekaan Indonesia jatuh pada 27 Desember 1949.

Dalam Konferensi Meja Bundar, Belanda mulanya meminta 6,5 miliar gulden.

Namun, angka itu diturunkan menjadi 4,5 miliar gulden. Indonesia pun telah membayar secara berkala hingga 1956.

Lalu, bagaimana perhitungannya? 

Pada Juli 1920, pembangunan Gedung Sate Bandung menghabiskan biaya 6 juta gulden.

Sedangkan pembangunan Paleis te Koningsplein atau Istana Merdeka menghabiskan dana 360.000 gulden pada 1869.

Artinya, 4,5 miliar gulden setara dengan membangun 750 Gedung Sate atau 12.500 Istana Merdeka.

Namun, berapa nilainya jika dikonversi dengan rupiah hari ini?

Pada 1920, 1 gulden bisa membeli 7 kilogram gula.

Sehingga dapat disimpulkan, dengan estimasi harga 1 kilogram gula adalah Rp16.000, maka 1 gulden pada masa itu setara dengan Rp112.000.

Sehingga jika dihitung, 4,5 miliar dikali Rp112.000 adalah Rp504 triliun.

Sehingga, uang kehormatan yang harus diminta kembali oleh Indonesia kepada Belanda setara dengan Rp504 triliun.***

Editor: Mirwanda

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah