Jepang Menaikkan Anggaran Dana Darurat Dua Kali Lipat Setelah Gempa pada Hari Tahun Baru

16 Januari 2024, 17:44 WIB
Ilustrasi Gempa Jepang 7.3 SR berpusat di Fukushima picu peringatan tsunami /Pixabay/Tumisu

MataBangka.com –  Jepang berencana menggandakan dana yang digunakan untuk bantuan bencana dan tindakan darurat lainnya menjadi US$6,8 miliar setelah gempa bumi dahsyat pada Tahun Baru, kata pemerintah pada Selasa (16 Januari), ketika salju memperburuk kondisi para penyintas.

Gempa berkekuatan 7,5 skala Richter dan gempa susulan yang kuat menewaskan sedikitnya 222 orang di Jepang tengah , menyebabkan kerusakan pada rumah dan infrastruktur.

Di wilayah Ishikawa di pesisir Laut Jepang, sekitar 16.700 orang masih terjebak dalam pengungsian, banyak di antaranya tanpa air mengalir.

“Dukungan tanpa henti diperlukan untuk rekonstruksi dan pemulihan daerah yang terkena bencana,” kata Hiroshi Moriya, wakil kepala sekretaris kabinet, kepada wartawan.

Pada tahun fiskal yang dimulai bulan April, pemerintah akan meningkatkan dana cadangannya yang digunakan untuk keadaan darurat akibat bencana hingga kemerosotan ekonomi dari ¥500 miliar (US$3,4 miliar) menjadi ¥1 triliun (US$6,8 miliar), katanya.

Rancangan anggaran yang direvisi diperkirakan akan disetujui oleh para menteri pada Selasa malam dan kemudian akan diserahkan ke parlemen untuk disahkan.

Secara terpisah, sekitar ¥100 miliar (US$680 juta) dari dana cadangan tahun fiskal berjalan ditetapkan untuk paket bantuan gempa pada Tahun Baru, tambahnya.

Kekhawatiran akan kematian lebih lanjut meningkat karena memburuknya kondisi kesehatan di tempat penampungan ketika cuaca dingin menyelimuti pantai dengan salju.

Tayangan TV menunjukkan antrean panjang pengungsi dengan mantel tebal dan payung menunggu jatah makanan, sementara yang lain memilah-milah pakaian musim dingin sumbangan.

Para pejabat berusaha memindahkan orang-orang ke tempat penampungan sekunder di wilayah lain yang memiliki air, listrik, dan pemanas, namun kemajuannya lambat.

Pada hari Selasa, kota Wajima yang dilanda gempa mengatakan pihaknya telah menyediakan akomodasi jangka panjang bagi warga yang mengungsi di hotel-hotel lain di negara tersebut.

“Infrastruktur kami telah hancur, dan rekonstruksi menyeluruh masih belum terlihat,” kata pemerintah kota dalam sebuah pernyataan.

Meski begitu, para analis mengatakan dampak bencana terhadap perekonomian Jepang kemungkinan akan terbatas, karena gempa bumi melanda daerah terpencil dengan sedikit lokasi industri.

Takahide Kiuchi, ekonom di Nomura Research Institute, memperkirakan kerugian material sekitar ¥800 miliar (US$5,5 miliar) dalam perkiraan awal.

Angka tersebut hanya mewakili 0,15 persen PDB negara tersebut, dan kurang dari lima persen kerugian akibat gempa bumi besar dan tsunami yang menghancurkan wilayah timur laut Jepang pada tahun 2011.***

Editor: Syahrizal Fatahillah

Tags

Terkini

Terpopuler