Network
MataBangka.com--Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, menyerukan kepada Satgas PDI Perjuangan (PDIP) untuk mengawasi secara ketat potensi-potensi kecurangan yang mungkin terjadi pada Pemilu 2024.
Ganjar meminta agar Satgas PDIP mencatat dan melaporkan segala bentuk kecurangan tersebut kepada pihak berwenang, termasuk Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Ketika ada kecurangan, kitalah yang mengamankan, mencatat, kemudian melaporkan. Dari situlah, ketika kita sudah berada pada trek yang benar, cara yang benar," ungkap Ganjar dalam keterangan persnya hari ini.
Ganjar Pranowo menegaskan bahwa dalam menangani kecurangan Pemilu 2024, Satgas PDIP harus bertindak tanpa ragu-ragu.
Selama memiliki bukti yang kuat, kecurangan tersebut dianggap layak untuk diungkap.
"Kalau ada yang mengganggu, tidak boleh ragu-ragu, tabrak. Satgas PDIP harus turun untuk mengamankan Tempat Pemungutan Suara (TPS)," tegas Ganjar.
Eks Gubernur Jawa Tengah ini juga menyoroti pentingnya Satgas PDIP untuk aktif menyampaikan program-program yang diusung oleh pasangan Ganjar-Mahfud.
Pendekatan yang baik dan mendengarkan suara rakyat menjadi kunci dalam menyampaikan visi dan misi mereka.
"Kita bukan Banteng-Banteng cengeng, tapi Banteng-Banteng punya sikap ksatria. Jangan ganggu Banteng, kalau berani nyolek Banteng, hati-hati Bantengnya bisa ngamuk," tambah Ganjar Pranowo dengan penuh semangat.
TPN Ganjar-Mahfud MD Waspadai Survei Dijadikan Alat Pengkondisian
Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, memberikan respons terhadap sejumlah lembaga survei yang mengindikasikan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran di atas 50 persen, memungkinkan mereka untuk menang dalam satu putaran pada Pemilihan Presiden 2024.
Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, mengungkapkan keraguan terhadap keakuratan survei-survei tersebut.
Menurutnya, survei dapat digunakan sebagai alat intimidasi, mobilisasi, dan pengondisian opini publik.
"Survei itu bisa selain memotret suara publik, bisa juga menjadi instrumen intimidasi atau untuk mobilisasi, pengondisian," kata TGB dalam keterangannya.
TGB menegaskan bahwa hasil survei yang menyatakan pasangan Prabowo-Gibran hampir pasti menang satu putaran dapat dianggap sebagai upaya pengondisian pikiran publik.
Dia menyatakan bahwa fakta di lapangan tidak sesuai dengan hasil survei tersebut, dan TPN yakin bahwa pasangan Ganjar-Mahfud masih memiliki potensi unggul.
"Kita melihat Ganjar-Mahfud rebound ya dan kita yakin rebound maka pada saatnya 14 Februari kita bisa unggul dari pasangan calon yang lain," ungkap mantan Gubernur NTB itu.
TGB juga mempertanyakan keabsahan dan motif di balik hasil survei tersebut, menunjukkan ketidaksetujuan terhadap perbandingan elektabilitas yang dihasilkan oleh beberapa lembaga survei.
Survei terbaru dari Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 51,7 persen, sementara survei Indikator Publik Nasional memberikan perolehan suara sebesar 50,2 persen.
Meski demikian, TGB menegaskan optimisme TPN Ganjar-Mahfud untuk bersaing setara dengan pasangan calon lain dan yakin dapat memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden 2024.***
Sumber Artikel berjudul "TPN Ganjar-Mahfud Sentil Survei Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 50 Persen: Diduga Alat Pengondisian", selengkapnya dengan link: https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-017514837/tpn-ganjar-mahfud-sentil-survei-elektabilitas-prabowo-gibran-tembus-50-persen-diduga-alat-pengondisian?page=2
Sumber Artikel berjudul "Ganjar ke Satgas PDIP: Jangan Ragu-Ragu, Langsung Tabrak jika Ada Kecurangan Pemilu 2024", selengkapnya dengan link: https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-017514774/ganjar-ke-satgas-pdip-jangan-ragu-ragu-langsung-tabrak-jika-ada-kecurangan-pemilu-2024
