Profil Buya Syakur, Ulama Kharismatik dan Pengasuh Ponpes Cadangpinggan Indramayu Meninggal Dunia Hari Ini

- 17 Januari 2024, 15:34 WIB
Buya Syakur Ulama Terkemuka Indramayu Meninggal Dunia.
Buya Syakur Ulama Terkemuka Indramayu Meninggal Dunia. /

MataBangka.com - Salah satu ulama kharismatik Tanah Air, KH Abdul Syakur Yasin atau Buya Syakur menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (17/1/2024) dini hari tadi. 

Ulama legendaris yang berasal dari Indramayu, Jawa Barat itu meninggal dunia di usia 75 tahun. 

Buya Syakur meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat.

Ia diketahui memiliki riwayat penyakit  gagal jantung dan komplikasi di ginjal.

Inilah sosok Buya Syakur yang dilansir dari beritadiy.

Ulama bernama lengkap K.H. Abdul Syakur Yasin dikenal sebagai teman dekat almarhum Gus Dur, Nurcholis Madjid, Alwi Shihab, dan Quraish Shihab.

Buya Syakur lahir pada 2 Februari 1948 di Indramayu, Jawa Barat.

Selain sebagai seorang ulama kharismatik, dirinya juga pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantern Cadangpinggan.

Pria yang meninggal di usia 75 tahun tersebut mulai mendirikan Pondok Pesantren cadangpinggan di Indramayu  pada 2006.

Selain sebagai pondok pesantren, di sana juga merupakan sebuah yayasan yang menyediakan pendidikan lengkap dari Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan SMK.

Buya Syakur menghabiskan masa pendidikannya banyak di pondok pesantren, mulai dari anak-anak sampai dewasa.

Baca Juga: Biodata Sandy Walsh, Bek Timnas Indonesia yang Bertunangan dengan Atlet Basket Kanada Aislinn Konig

Dirinya belajar cukup lama di Pondok Pesanteren Ciwaringin, Cirebon. Oleh karena itu, pendidikan secara intensif didapatkan Buya Syakur di sana.

Berkat pendidikannya di sana, Buya Syakur jadi mahir bahasa Arab.

Berbekal hal tersebut, dirinya banyak menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Arab ke bahasa Indonesia.

Pendididikannya di Babakan selesai pada tahun 1971. Setelahnya, Buya Syakur melanjutkan studinya ke Kairo, Mesir. Di sana, Buya Syakur, aktif dalam berorganisasi.

Ia pernah diangkat sebegai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) bagian Kairo, Mesir.

Dirinya lulus dari Kairo, Mesir, dengan skripsinya uang berjudul Kritik Sastra Objektif terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir).

Tak berhenti di situ, ulama yang sering mengunggah konten dakwah puisi cinta di YouTubenya tersebut memilih untuk melanjutkan pendidikannya.

Buya Syakur mampu menyelesaikan pendidikan Al-Qur’an pad atahun 1977.

Dua tahun setelahnya, ia juga berhasil merampungkan pendidikan Sastra Arab.

Tiga tahun setelahnya, pada 1981, Buya Syakur lulus dari sebagai magister dari bidang sastra lingusitik di Tunisia.

Berkat pretasinya, ia sempat diangkat sebagai staf ahli di Kedutaan Besar Tunisia.

Hal ini termasuk salah satu pencapaian besar Buya Syakur.

Tak sampai di sana, Buya Syakur melanjutkan pendidikannya pada tingkat doktoral.

Tak tanggung-tanggung, ia meneruskan kuliah di London, Inggris.

Dirinya mengambil konsentarsi dialog teater dan berhasil menyelesaikan studi tersebut pada tahun 1985.

Baca Juga: Profil Aislinn Konig Pacar Sandy Walsh, Ternyata Bintang Basket Kanada

Secara keseluruhan, Buya Syakur telah menghabiskan 20 tahun dalam hidupnya untuk menuntut ilmu di benua Eropa dan Afrika.

Setelahnya, Buya Syakur memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada tahun 1991 bersama dengan keempat sahabat dekatnya.

Ia mulai berdakwah di kampung halamannya, bahkan sampai mendirikan yayasan dan pondok pesantren.

Buya Syakur memiliki berbagai karya terkenal yang khas dengan puisi cintanya, seperti Surat-Surat Cinta Buya Syakur Yasin, Renungan Spiritual Buya Syakur Yasin, dan Menembus Palung Hati yang Paling Dalam.

Demikian informasi mengenai sosok Buya Syakur.***

Editor: Nia MB

Sumber: Berita DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x