Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Israel, dan Tetap Pada Tuntutan Utama

- 14 April 2024, 07:14 WIB
Pejuang Palestina dari Brigade Al Qassam Hamas - Perlawanan pejuang Palestina tetap gigih: Al Qassam dan Saraya Al Quds menghantam musuh di Shifa
Pejuang Palestina dari Brigade Al Qassam Hamas - Perlawanan pejuang Palestina tetap gigih: Al Qassam dan Saraya Al Quds menghantam musuh di Shifa /Khaberni

MataBangka.com – Kelompok militan Palestina Hamas menolak proposal gencatan senjata Israel , dan mengatakan pada Sabtu (13 April) bahwa mereka telah menyerahkan kepada mediator di Mesir dan Qatar tanggapan mereka terhadap proposal yang diterima Senin lalu.

Setelah lebih dari enam bulan berperang dengan Israel di Gaza, perundingan masih menemui jalan buntu, dan Hamas tetap berpegang pada tuntutannya bahwa perjanjian apa pun harus mengakhiri perang.

“Kami menegaskan kembali kepatuhan kami terhadap tuntutan kami dan tuntutan nasional rakyat kami dengan gencatan senjata permanen, penarikan tentara pendudukan dari seluruh Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi ke wilayah dan tempat tinggal mereka, intensifikasi kekerasan terhadap warga Palestina,” kata dia. masuknya bantuan dan bantuan, dan dimulainya rekonstruksi,” kata faksi militan tersebut.

Israel ingin mengamankan kembalinya sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang, namun mengatakan pihaknya tidak akan berhenti berperang sampai kekuatan militer Hamas dihancurkan. Mereka juga mengatakan pihaknya masih berencana melakukan serangan terhadap kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga sipil mengungsi.

Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka siap untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel yang akan membebaskan 133 sandera yang diyakini masih ditahan di Gaza sebagai imbalan atas ratusan warga Palestina yang dipenjara di Israel.

Tidak ada komentar resmi Israel mengenai tanggapan Hamas.

Pernyataan Hamas tersebut muncul beberapa hari setelah Israel membunuh beberapa anggota keluarga ketua kelompok tersebut, Ismail Haniyeh, di Gaza, sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan keluarga sandera bahwa tindakan tersebut akan menggagalkan upaya pembebasan mereka dari Gaza.

Berbicara kepada Reuters di Qatar sehari setelah pembunuhan itu, Haniyeh mengatakan kelompoknya masih mencari kesepakatan namun menuduh Israel menunda-nunda dan menghindari tanggapan terhadap tuntutan kelompok tersebut.

Seruan global untuk melakukan gencatan senjata semakin meningkat ketika perang memasuki bulan ketujuh, namun hanya ada sedikit tanda-tanda kemajuan dalam perundingan tersebut.

Hamas menuntut diakhirinya serangan Israel, penarikan pasukan Israel, dan izin bagi warga Palestina yang terlantar di Gaza untuk kembali ke rumah mereka.***

Editor: Syahrizal Fatahillah

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x