Network
MataBangka.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melakukan koordinasi dan konsultasi ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Kunjungan di Gedung C, Lantai 13, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Jum'at, 16 Juni 2023 kemarin, terkait bea siswa dari pemerintah kepada masyarakat.
"Pentingnya pendidikan bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat Babel pasca tambang yang berimbas dalam penurunan perekonomian masyarakat," ungkap Wakil Ketua DPRD Babel Beliadi didampingi Anggota Komisi IV DPRD Babel Ferdiansyah.
"Selain itu untuk membantu masyarakat Babel yang berprestasi, maka Pemerintah Daerah khususnya kami DPRD sebagai Wakil Rakyat melakukan jemput bola kesini," ujarnya.
Lanjutnya informasi yang didapat akan disampaikan kepada masyarakat, bagaimana dan langkah untuk mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Pusat, sehingga dapat memberikan kemudahan dan meringankan biaya masyarakat.
Sementara itu, Anton Rahmadi dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Anton Rahmadi, menyambut baik kehadiran Wakil Ketua DPRD serta menyampaikan beberapa program beasiswa bagi masyarakat, baik beasiswa keluar negeri maupun didalam negeri untuk Perguruan Tinggi mulai jenjang S1 sampai dengan S3.
"Untuk dalam negeri sendiri kami punya Program KIP Kuliah yang merupakan bantuan biaya pendidikan bagi para siswa yang memiliki prestasi, untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi namun memiliki keterbatasan ekonomi atau berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi melalui program D3 dan S1," kata Anton.
Selain program KIP Kuliah juga terdapat Program Indonesia Pintar (PIP) bagi siswa mulai dari tingkatan SD, SMP, SMA/SMK bagi seluruh masyarakat Indonesia termasuk dari Babel.
Menurutnya untuk Babel sendiri berdasarkan data penerima PIP tahun 2022 mendapat bantuan sebesar Rp. 30.857.400.000,- untuk 56.772 orang pelajar, tetapi yang terserap hanya sebesar Rp. 24.401.857.000,- hanya sebanyak 45.336 pelajar, sehingga terdapat kehilangan bantuan sebesar Rp. 6.455.343.000,- atau sebanyak 11.436 pelajar.
