Waspada Orang Dengan Golongan Darah Ini Rentan Terkena Stroke sebelum Usia 60 Tahun

- 3 Oktober 2022, 23:23 WIB
Ilustrasi. Gejala stroke ringan yang perlu diwaspadai
Ilustrasi. Gejala stroke ringan yang perlu diwaspadai /Pixabay/

MataBangka.com--Hasil penelitian mengatakan orang dengan golongan darah A kemungkinan berisiko terkena stroke sebelum usia 60 tahun lebih tinggi dibandingkan golongan darah lainnya.

Hal ini berdasarkan riset kesehatan yang dilakukan ilmuwan dari Fakultas kedokteran Universitas Maryland, Amerika Serikat.

Kita ketahui stroke merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia yang bisa menyerang siapa saja, baik orang tua maupun anak muda.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terdapat sekitar 12 penderita stroke per 1.000 penduduk Indonesia.

 

Sedangkan untuk mereka yang bergolongan darah O memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami stroke dini.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat data dari 48 studi genetik tentang stroke iskemik pada orang dewasa antara usia 18 dan 59 tahun.

Stroke iskemik adalah penyakit stroke yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak.

Secara total, penelitian tersebut melibatkan sekitar 17 ribu pasien stroke dan variabel kontrol sebanyak 600 ribu orang sehat yang tidak pernah mengalami stroke.

"Kami tertarik untuk mencoba mengidentifikasi penentu genetik stroke," kata sang peneliti utama, Braxton Mitchell, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Euro News.

"Untuk stroke, kami sudah lama mengetahui bahwa ada komponen lingkungan yang besar, tetapi ada juga komponen genetik," ujar Mitchell yang merupakan seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland.

Untuk memeriksa hal tersebut lebih lanjut, Mitchell bersama rekan peneliti lainnya melihat profil genetik orang-orang.

Mereka akhirnya menemukan hubungan antara stroke dini dan area kromosom yang mencakup gen yang menentukan golongan darah seseorang.

Manusia memiliki empat golongan darah utama, yakni A, B, AB dan O.

Golongan darah seseorang ditentukan oleh gen yang mereka warisi dari orangtua mereka.

Golongan darah O adalah yang paling umum di dunia.

Apa yang ditemukan para peneliti adalah bahwa mereka yang mengalami stroke dini lebih mungkin memiliki golongan darah A dan lebih kecil kemungkinannya memiliki golongan darah O, dibandingkan dengan orang-orang dengan stroke saat berusia lanjut dan orang-orang yang tidak pernah mengalami stroke.

"Memiliki golongan darah A meningkatkan risiko sekitar 16 persen untuk serangan stroke di usia muda, tetapi hanya sekitar 5 persen untuk serangan stroke di usia lanjut," kata Mitchell.

"Jika memiliki golongan darah O, Anda 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan serangan stroke dini, dibandingkan dengan hanya 4 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan serangan stroke di masa tua," ujarnya melanjutkan.

Peningkatan Risiko Stroke karena Golongan Darah Sangat Kecil
Meskipun begitu, para peneliti menekankan bahwa peningkatan risiko terkena stroke dini akibat golongan darah itu sangat kecil.

Orang-orang bergolongan darah A diminta tidak perlu khawatir mengalami serangan stroke dini atau melakukan pemeriksaan tambahan serta tes medis berdasarkan temuan ini.

"Secara klinis, kita tidak perlu khawatir tentang golongan darah yang menempatkan kita pada risiko tinggi terkena stroke," kata Mitchell.

"Ada faktor risiko stroke lainnya yang jauh lebih penting, seperti hipertensi dan merokok. Jadi, jika kita ingin mengurangi risiko stroke, faktor-faktor itulah yang sebenarnya harus kita perhatikan," ujarnya.

“Kami masih penasaran jika seseorang memiliki faktor risiko tersebut di atas dan memiliki golongan darah A akan membuat faktor risiko tersebut menjadi lebih kuat. Kami belum mengetahui jawabannya," ujarnya.

Masih belum jelas mengapa golongan darah A memberikan risiko yang lebih tinggi ini, tetapi para peneliti berpikir itu mungkin ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah.

Penelitian lain menunjukkan bahwa mereka yang memiliki golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah di kaki, yang dikenal sebagai Deep Vein Thrombosis (DVT).

"Latar belakang golongan darah A ini mungkin menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi untuk penyakit yang berhubungan dengan pembekuan, di mana stroke adalah salah satunya," kata Mitchell.

Salah satu keterbatasan analisis adalah relatif kurangnya keragaman di antara peserta yang mayoritas adalah keturunan Eropa.

Peneliti membuka kesempatan untuk melakukan studi lanjutan lebih lanjut pada populasi yang lebih beragam.

"Kita semua memiliki varian genetik yang berbeda dan varian genetik sering cenderung mengelompok dalam kelompok nenek moyang yang berbeda," ucap Mitchell.

"Jadi, kami mungkin kehilangan beberapa varian penting dengan hanya melihat representasi kecil dari kelompok leluhur," ujarnya lagi.***

Editor: Mitrya

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah