MataBangka.com - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) hingga saat ini terdapat empat stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) PSO dan tiga SPBE NPSO, dengan rata-rata penyaluran LPG 3 Kg selama bulan Mei 2024 rata-rata sebesar 138 Metric Ton (MT) per hari.
Oleh sebab itu, guna meningkatkan pengawasan atas penyaluran LPG 3 Kg, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) rutin menggelar inspeksi di semua wilayah salah satunya di SPBE, agar penyaluran LPG 3 Kg yang disalurkan ke masyarakat sesuai takaran.
Demikian dikatakan Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan dalam siaran persnya mengatakan Pertamina juga rutin melaksanakan inspeksi dengan bekerja sama aparat penegak hukum (APH) dan dinas terkait dalam memastikan distribusi energi, baik bahan bakar minyak (BBM) dan LPG.
Selain itu, Pertamina juga melakukan Management Walkthrough (MWT) ke Fuel Terminal (FT), Aviation Fuel Terminal (AVT), dan SPBE yang bertujuan untuk memastikan kualitas dan kuantitas produk LPG yang dijual disalurkan semuanya sesuai, tujuannya adalah pelayanan terbaik kepada konsumen.
"Pertamina Patra Niaga mewajibkan seluruh SPBE melakukan langkah Standar Operation Procedure (SOP) sebelum pengisian gas ke tabung," ungkap Nikho, pada Rabu, 29 Mei 2024.
Pertamina juga mengajak masyarakat untuk bersama mengawasi pendistribusian LPG bersubsidi agar LPG bersubsidi ini dapat benar-benar digunakan oleh masyarakat yang kurang mampu.
"Dengan peran aktif masyarakat diharapkan dapat membantu peran Pertamina dalam menjaga kestabilan pasokan LPG di seluruh wilayah," harap Nikho.
"Jika terdapat pangkalan menjual LPG 3 kg di atas HET atau ada tindakan kecurangan, masyarakat dapat melaporkan melalui PCC 135, sehingga Pertamina melalui Agen dapat melakukan tindakan atau sanksi yang tegas," ujarnya.
Sementara itu, Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Bangka Belitung, Adeka Sangtraga Hitapriya menyampaikan bahwa dalam pengecekan bersama ini melakukan pengecekan SOP, diantaranya akurasi mesin pengisian sebelum dioperasikan, pengecekan kualitas produk dengan uji lab di Terminal LPG.
Tidak itu saja, pihaknya juga melakukan pengecekan visual kondisi tabung sebelum pengisian, proses uji sampling mesin pengisian setiap awal dan pergantian shift termasuk pemasangan seal karet bila tidak ada di tabung, dilanjutkan dengan pemasangan tutup pengaman pada segel tabung serta pengecekan kebocoran pada tabung sebelum diangkut ke truk agen.
“Kemudian, dilakukan juga pengecekan kebocoran pada tabung sebelum diangkut ke truk agen dan pelaksanaan uji sampling tabung juga dilakukan setiap hari di SPBE yang dituangkan dalam log book sampling harian," jelas Adeka.
"Uji sampling ini terdiri dari tiga tabung di mesin UFM (Unit Filling Machine) atau mesin pengisi gas ke tabung," ulasnya.
Ditambah Adeka, uji sampling di masing-masing SPBE dilakukan pagi hari sebelum operasional untuk memastikan setting UFM sesuai dengan ukuran berat isinya, yakni tiga kilogram untuk tabung LPG 3 Kg.
"Hasil monitor dan pengecekan tersebut senantiasa dikoordinasikan dengan SPPBE, dan juga dilaporkan pada aplikasi internal Pertamina termasuk jika ada yang perlu ditindaklanjuti," tutur Adeka.
Diketahui bersama, bahwa berat total produk LPG 3 kg adalah delapan kilogram yang terdiri dari berat tabung lima kilogram dan berat isi LPG tiga kilogram, dan Apabila melakukan pembelian elpiji di pangkalan resmi, konsumen dapat menimbang langsung tabung yang akan dibeli. (***)