Rakor Bersama Imendagri, Inflasi Provinsi Babel Sebesar 3,55 Persen Dinilai Tinggi

- 3 Oktober 2023, 21:13 WIB
Pj Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu ketika mengikuti rakor bersama Imendagri secara virtual terkait pengendalian inflasi
Pj Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu ketika mengikuti rakor bersama Imendagri secara virtual terkait pengendalian inflasi /Ist/ Diskominfo Babel /

MataBangka.com - Kementerian Dalam Negeri Kemendagri), bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) terkait pembahasan inflasi, khususnya langkah pemerintah daerah (Pemda) dalam mengendalikan inflasi tersebut.

Rakor yang dipimpin Inspektur Jenderal Kemendagri, Tongsi Tohir, diikuti langsung Penjabat (Pj) Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu bersama jajaran di Ruang Vidcon, Kantor Gubernur, Selasa, 3 Oktober 2023.

Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi y-on-y Babel mencapai 3,55 persen dinilai tinggi. Selain itu, berdasarkan data yang disampaikan Biro Ekonomi, tingginya inflasi di Babel pada bulan September 2023, disebabkan beberapa faktor antara lain peristiwa Pertamax, Dexlite, Pertamina Dex, dan Pertamax Turbo yang naik harga per 1 September 2023.

Namun, dibandingkan dengan harga satu tahun sebelumnya (September 2022, red) harga Pertalite dan Pertamax Turbo sama pada September 2023, sedangkan harga Pertamax, Dexlite, dan Pertamina Dex lebih rendah pada September 2023. 

Sementara itu, Cukai Rokok naik 5-10 persen sejak Januari 2023 (PMK No.191/PMK.010/2022) masih memberikan dampak secara bertahap terhadap penyesuaian harga rokok dari tingkat produsen hingga pengecer. Kemudian fenomena El Nino yang melanda Indonesia mempengaruhi produksi beras petani.

Hal ini berimplikasi terhadap pasokan beras yang berkurang, seiring penurunan aktivitas panen, sedangkan ketergantungan beras Provinsi Kepulauan Babel pada beras dari luar daerah menyebabkan kendala konektivitas, sehingga sangat memengaruhi harga beras.

Tetapi, ada kecenderungan di bulan-bulan saat akhir tahun pada umumnya harga beras lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan di tahun tersebut. 

"Selain itu, kenaikan harga ikan disebabkan karena faktor cuaca yakni angin kencang yang melanda beberapa wilayah, sehingga mengakibatkan para nelayan kesulitan melaut, karena kondisi bulan terang, sehingga tangkapan ikan berkurang," kata Suganda.

Dengan pemaparan tersebut, pemerintah pusat meminta ada langkah kongkret guna mengendalikan inflasi yang memiliki andil terhadap inflasi y-on-y, utamanya disumbang oleh komoditas beras, angkutan udara, dan rokok kretek filter. Sementara itu, andil inflasi m-to-m utamanya disumbang beras, cumi-cumi, dan ikan bulat.

Halaman:

Editor: Dwi Haryoto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah